Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Perselisihan antara suami dan istri berbuntut penganiayaan terjadi di Tanjung Morawa, Sabtu (29/11) pagi. Tidak rela diceraikan karena wanita lain, Wanti nekat menusuk pinggang suaminya, Basri saat tertidur di kamar.
Ketika ditemui Posmetro Medan (Grup JPNN) di ruang Melur I RS Morawa Utama, Basri mengisahkan, sekitar 2 minggu lalu Wanti meninggalkan rumah dan membawa pergi anak mereka.
Belakangan diketahui, ternyata Wanti kembali ke rumah orangtuanya di Dusun I, Desa Lengau Seprang, Kec. Tanjung Morawa. Jumat (28/11) lalu, sang istri minta bertemu.
Oleh Basri, Wanti disuruh pulang ke rumah mereka di Dusun IV, Gang Keluarga, Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa. Singkat cerita, sekira pukul 16.00 Wib, ibu satu anak itu pun tiba di rumah kontrakan yang sejak setahun terakhir mereka diami. Setibanya di rumah, pasangan ini saling bercanda dan bercerita.
Sekira pukul 21.00 WIB, Basri meminjam ponsel milik Wanti dengan alasan ingin menelepon keluarga di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tanpa alasan jelas, permintaan pria berusia 31 tahun ini ditolak.
Penolakan itu pula yang membuat karyawan pabrik sorong ini curiga. Memanfaatkan kelengahan, Basri mengambil ponsel Wanti dan langsung memeriksa kotak pesan.
Saat itulah Basri mendapati SMS mesra dari seorang pria bernama Asep kepada Wanti. Pun begitu, korban tidak serta merta marah. Dia mempertanyakan sosok Asep dan dijawab Wanti sebagai selingkuhannya.
“Katanya mereka sudah menjalin hubungan selama 2 minggu. Aku tidak marah, karena dia (Wanti) juga tahu kalau saya juga menjalin hubungan dengan janda dua anak bernama Susi asal Pasar Bengkel, Perbaungan,” ungkap Basri sembari sesekali meringis menahan sakit pada perutnya.
Karena lelah mengobrol dan mata mengantuk, pasangan yang telah 5 tahun membina rumah tangga ini lalu memutuskan masuk ke kamar. Sebelum tidur, keduanya pun melepas rindu di ranjang.
Paginya sekira pukul 05.10, Wanti bangun lalu meminta Basri mengantarnya membeli sarapan pagi. Basri menuruti permintaan tersebut. Setelah pesanan di bungkus, keduanya kembali ke rumah dan sarapan bersama.
Selesai sarapan, mereka kembali masuk kamar. Setelah di kamar, Basri memintanya sang istri mandi. Sementara dirinya tidur.
“Waktu itu Dia (Wanti) langsung ke kamar mandi. Aku sempat dengar dia menghidupkan air,” imbuhnya.
Beberapa menit kemudian, Basri terbangun karena merasakan sakit pada perutnya. Melihat sang istri menghujamkan pisau berlumuran darah ke arahanya, Basri spontan menangkis hingga tangannya mengalami luka sobek.
Tidak mau mati konyol, korban berteriak minta tolong. Teriakan tersebut membuat Wanti panik lalu memilih melarikan diri. Bersamaan dengan itu, beberapa jiran berdatangan ke rumah Basri.
Melihat Basri terluka, warga segera melarikannya ke RS Morawa Utama untuk mendapatkan perawatan. Akibat tikaman itu, korban harus menerima 52 jahitan di bagian pinggang kiri dan 6 jahitan di tangan kiri.
“Aku enggak menyangka dia (Wanti) tega menikamku. Aku memang mengajaknya cerai tapi dia menolak dan memilih dimadu. Aku juga tidak melarangnya menikah dengan Asep,” sesalnya.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Morawa, Ipda Iskandar Ginting ketika dikonfirmasi menyebutkan kalau Basri belum membuat laporan.
”Basri tidak mau membuat laporan disebabkan kasihan jika Wanti harus dipenjara. Pun begitu, kita akan tetap menunggu laporannya,” ujar Iskandar.
JPNN
0 Komentar