Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Militan Sunni, Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), berhasil merebut beberapa kota Irak di sebelah barat dan menyebabkan 21 orang tewas.
Ini adalah serangkaian peristiwa terbaru ketika pasukan pemerintah Irak terpukul mundur dalam upaya untuk mempertahankan wilayah. Serangan para militan pemberontak yang sangat gencar menimbulkan kekhawatiran bahwa Irak akan terpecah belah.
Para militan ISIL berhasil merebut Kota Rawa dan Ana setelah lebih dulu menguasai Al-Qaim, wilayah perbatasan Suriah, pada Sabtu kemarin. Dalam serangan dua hari merebut kota-kota tersebut, 21 pemimpin lokal di wilayah Rawa dan Ana tewas ditembak oleh militan ISIL.
ISIL memiliki ambisi besar untuk mendirikan sebuah kekhalifahan Islam yang terbentang dari Suriah hingga Irak, basis kekuatan utama mereka dalam pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Washington menginginkan negara-negara Arab untuk memberi tekanan kepada pemimpin Irak agar mempercepat pembentukan pemerintah. Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan bahwa ISIL bisa menyebar ke negara-negara tetangga dan menimbulkan ancaman jangka menengah dan panjang bagi Amerika Serikat. "Kita semua harus waspada," kata Barack Obama dalam sebuah wawancara pada hari Minggu, seperti dilansir Channel News Asia, Senin, 23 Juni 2014.
Obama juga mengingatkan bahwa serangan yang dilakukan ISIL dapat menggoyahkan negara lain dan bisa meluas ke beberapa negara sekutu mereka. "Mereka terlibat dalam perang Suriah di mana-mana. Mereka bisa mengumpulkan lebih banyak senjata dan sumber daya," ujarnya.
Dengan jatuhnya Kota Al-Qaim, ISIL telah menguasai tiga perbatasan yang biasa digunakan untuk menyeberang ke Suriah dan Yordania.
TEMPO
DAPATKAN PENJELASAN LENGKAP CARA DAPAT UANG DARI FACEBOOK DISINI, KLIK
0 Komentar