Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Kepunahanan massal kehidupan laut selama zaman prasejarah bisa terjadi kembali, karena kadar gas rumah kaca di lautan kian tinggi. Seperti apa?
Ilmuwan Newcastle University menggunakan inti sampel hasil pengeboran dasar laut teluk Afrika barat. Penelitian sampel itu dilakukan guna mempelajari ‘efek rumah kaca laut’ yang terus menggerogoti oksigen (O2) dengan meningkatkan karbon dioksida (CO2) dan suhu.
Saat mempelajari lapisan sedimen 85 juta tahun silam itu, ilmuwan menemukan bukti signifikan kehidupan laut kuno terkubur dalam lapisan sedimen tak beroksigen.
Salah seorang ilmuwan mengatakan, temuan ini sangat relevan dengan kondisi Bumi saat ini. “Kita tahu ‘zona mati’ meluas dengan cepat dan jumlahnya terus bertambah di seluruh dunia,” ujar profesor Thomas Wagner dari Newcastle University.
Area ini merupakan area yang kekurangan O2 dan menderita akibat meningkatnya CO2, suhu serta habisnya nutrisi agrikultur dan faktor lainnya, lanjutnya.
Bukti ini merujuk pada kematian massal di lautan saat Bumi mengalami efek rumah kaca. "Hal mengkhawatirkannya, hanya ada sedikit perubahahan alami yang memicu hipoksia laut dalam,” papar Martin Kennedy dari University Adelaide.
Perbahan ini terjadi begitu cepat, bukan lagi dalam kategori lambat, lanjutnya lagi. Artinya, laut di Bumi merespon gas rumah kaca dengan melakukan perubahan suhu dan tingkat CO2.
INILAH
0 Komentar