Sedikitnya satu orang tewas dan seorang polisi terluka parah Minggu ketika aparat kepolisian menyerbu sebuah masjid di Kenya dan menangkap lebih dari 100 orang, kata seorang kepala kepolisian setempat.
Polisi mengatakan, mereka menyerbu Masjid Mussa di kota pesisir Mombasa karena "kaum muda dididik menjadi radikal di tempat ibadah itu," lapor AFP.
Polisi Kenya pada masa silam mengaitkan masjid itu dengan rekrutmen untuk kelompok Al-Shabaab Somalia.
"Kami menerima informasi bahwa ada konvensi jihad di dalam masjid itu dan pada saat itu lah kami bergerak masuk," kata kepala kepolisian setempat Robert Kitur.
"Mereka menjadi beringas dan menyerang aparat kami namun kami berhasil menangkap lebih dari 100 orang yang akan dikenai tuduhan besok," katanya, tanpa penjelasan terinci lebih lanjut.
Orang-orang yang membawa jasad pemuda yang tewas mengatakan, korban ditembak oleh polisi. Kitur mengkonfirmasi bahwa satu orang tewas namun ia menoilak menyebutkan bagaimana kondisinya.
Banyak Muslim di daerah miskin Mombasa merasa dipinggirkan oleh pemerintah Nairobi yang didominasi orang Kristen, dan penumpasan terhadap perekrutan jaringan militan Muslim di kota wisata itu telah mengobarkan kebencian.
Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati dua pengkhutbah garis keras yang terkait dengan Masjid Mussa dalam 18 bulan terakhir. Kedua ulama itu menyerukan bahwa sudah waktunya melakukan kekacauan.
Muslim di masjid itu menuduh pihak berwenang mendalangi pembunuhan tersebut, namun tuduhan itu dibantah oleh pemerintah.
Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.
Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.
Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Penyerang menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.
ANTARA
0 Komentar