WAWANCARA STAF NAZARUDDIN, YULIANIS: "SAYA BAWA DENGAN MOBIL BOKS RUPIAHNYA"

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita..

Dari seorang wanita karir biasa, Yulianis menjelma menjadi sosok kunci dalam kasus M Nazaruddin. Posisinya sebagai Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group yang dimiliki Nazaruddin membuat keterangannya paling dicari termasuk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Seperti pelanduk di antara gajah, mungkin itulah perasaan Yulianis yang sampai harus mengenakan cadar untuk melindungi identitasnya supaya tidak seterkenal majikannya, Nazaruddin. "Klien saya kan cuma saksi, bukan tersangka korupsi," kata Ignatius Supriyadi, kuasa hukum Yulianis menjelaskan sebab Yulianis menyembunyikan mukanya dari publik.

Sampai Selasa 13 September 2011 kemarin, Yulianis masih berusaha pasif dalam kasus M Nazaruddin ini. Dia memberikan keterangan seperlunya pada pihak berwajib seperti KPK atau Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang memeriksanya selaku saksi dalam kasus rekan sekerjanya, Mindo Rosa Manulang. Adalah pernyataan Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua yang menyatakan Yulianis mengaku ada uang Rp30 miliar dan US$3 juta mengalir ke Kongres Demokrat yang membuat ibu satu anak ini terpojok.

"Orang-orang Partai Demokrat semuanya ikut menyerang saya, padahal saya tidak menyatakan seperti itu ke Komite Etik," kata Yulianis yang berjilbab namun tak bercadar itu sebelum sesi wawancara digelar.

Berikut wawancara khusus VIVAnews dengan Yulianis di suatu tempat di Jakarta, Selasa 13 September 2011:

Jadi, bagaimana sebenarnya duduk perkara uang Rp30 miliar dan US$3 juta itu?

Saya betulkan, bahwa ada Rp30 miliar dan US$2 juta yang saya bawa ke Bandung, uang kantor Permai Group yang diambil dari rekening kantor. Kemudian ada juga dibawa uang sumbangan sebesar tiga juta dolar dari luar yang saya disuruh Nazaruddin bawa. (Awalnya dalam) rupiah, ditukar dolar.

Dari mana sumber uang US$3 juta ini?

Saya tidak tahu sumber uangnya. Tiga juta dolar ini tidak langsung brek (maksudnya terkumpul semua-red), datang nyicil. Yang bawa Aan, sopir Pak Nazar. Saya diperintah mencatat, tidak tahu uang dari siapa.

Jadi total Rp30 miliar dan US$5 juta?

Iya. Saya bawa dengan mobil boks rupiahnya. Dolar dengan dua mobil kantor Permai Group. Sampai di Bandung, di Hotel Aston, dimasukkan ke kamar.

Berapa yang terpakai untuk Kongres Demokrat?
Setelah selesai Kongres, yang terpakai hanya uang sumbangan. Rp30 miliar itu hanya terpakai sedikit, sekitar Rp600 juta, jadinya tidak signifikan. Yang US$3 juta, sisa US$1,2 juta. Uang itu (US$1,2 juta-red) lalu saya serahkan Bu Neneng (istri Nazaruddin -red).

Lalu uang Permai Group diapakan?
Tidak terpakai. Dimasukkan lagi, dibawa lagi ke Jakarta. Utuh, tidak terpakai.

Uang yang habis US$1,8 juta itu untuk apa?
Saya tidak tahu untuk siapa dan apa. Saya kan bukan Bendahara partai, saya hanya staf Permai Group. Sudah pasti untuk acara Kongres, tapi saya tidak tahu untuk apa.

Pernyataan Pak Hehamahua tidak salah, cuma tidak lengkap. Saya tidak tahu apakah memang disampaikan begitu atau wartawan mengutip yang sepotong-sepotong. Saya hanya ingin menempatkan posisi yang sebenarnya begitu bahwa tidak benar Rp30 miliar untuk Kongres Demokrat, tidak benar ada uang Permai Group untuk Demokrat.

Anda juga diberitakan mengetahui aliran dana ke CDR. Memang siapa itu CDR?
Saat saya pegang pembukuan perusahaan awal tahun 2009, sudah ada di situ CDR. Awalnya buku itu yang pegang Bu Neneng (Direktur Keuangan Permai Group yang juga Istri Nazaruddin). Bu Neneng memang suka membuat singkatan-singkatan begitu. Kalau saya menulis pasti lengkap karena saya takut lupa.

Bukankah CDR itu Chandra M Hamzah?
Saya tidak pernah ngomong begitu. Tanya saja KPK. Pada KPK saya bilang, tanya Pak Nazar atau Bu Neneng.

Anda juga pernah berhenti bekerja?

November sampai Desember 2009 saya sempat keluar. Selain disuruh mencatat aneh-aneh, Pak Nazar itu suka marah-marah, suka membentak. Saya tak tahan.

Jadi sejak kapan Anda bekerja?
Saya kerja sejak Januari 2009, makanya saya pegang pembukuan sejak itu.

[Seorang saudara Yulianis yang mendampinginya saat diwawancara menceritakan saat berhenti bekerja dua bulan, orang-orang Nazaruddin memintanya bekerja kembali bahkan disertai ancaman. Akhirnya Yulianis kembali masuk bekerja Januari 2010
].


VIVANEWS

Posting Komentar

0 Komentar