Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Juru Bicara Liga Primer Indonesia, Abi Hasantoso, membantah bahwa kompetisi itu tidak sah. Ia yakin kompetisi tersebut akan mendapat izin dari kepolisian.
Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menegaskan tidak akan memberikan izin pertandingan bila LPI tidak mendapatkan persetujuan dari pihak PSSI selaku otoritas sepak bola di Tanah Air. Hal ini diatur dalam Pasal 51 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang menyebutkan setiap kegiatan olahraga yang mendatangkan banyak orang harus mendapatkan izin dari induk organisasi, yakni PSSI.
Sikap Polri itu mengancam berlangsungnya partai pembuka LPI antara Ksatria Solo XI dan Persema Malang, 8 Januari 2011 di Surakarta, Jawa Tengah. Meski demikian, Abi optimistis pihaknya bisa mengantongi perizinan untuk menggelar partai perdana tersebut. Ia menilai tidak ada sesuatu yang bisa melarang penyelenggaraan LPI karena, menurutnya, kompetisi tersebut legal.
"Liga Primer Indonesia mematuhi aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Sejauh ini, kegiatan LPI terbuka dan diketahui semua pihak. Kegiatan LPI legal, tak ada tindakan hukum yang dilanggar. LPI juga tidak merasa berkonflik dengan siapa pun, termasuk PSSI. Bahkan, kami sudah mengirimkan surat resmi kepada PSSI mengenai rencana LPI menggelar kompetisi dalam waktu dekat ini," jelas Abi, Selasa (4/1/2011).
"Kami tidak melakukan antisipasi apa pun. Kami mempersiapkan LPI secara matang sejak lama. Untuk acara pembukaan di Solo, seluruh perizinan di Solo dilakukan oleh panitia lokal di sana," tambahnya.
Abi juga yakin bahwa LPI akan mendapatkan dukungan dari masyrakat Indonesia. Sebab, LPI merupakan kompetisi yang bertujuan memandirikan klub-klub yang bernaung di bawahnya. "Ini dinamika yang terjadi dan wajar saja. Kalau ada yang mendukung PSSI, tak ada masalah. Namun, LPI justru mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia yang mencintai sepak bola untuk menyelenggarakan kompetisi yang bersih, fair play, dan memandirikan klub-klub anggotanya. Terlebih lagi, klub-klub LPI tidak menggunakan uang rakyat, yakni dana APBD," pungkasnya.
KOMPAS
0 Komentar