Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, menyatakan, pihaknya perlu mengingatkan Pemerintah mengenai masalah serius saat ini berupa semakin anjloknya daya konsumsi jutaan keluarga.
"Data pada kami menunjukkan, jutaan anak terancam kekurangan gizi karena daya konsumsi jutaan keluarga sudah anjlok menuju titik nol," ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Bambang Soesatyo meminta Menko Perekonomian Hatta Rajasa jangan sembarangan mengeluarkan pernyataan mengajak rakyat mengawang-awang atau bermimpi karena masalah riil sekarang ialah tingginya harga berbagai kebutuhan pokok versus anjloknya daya konsumsi.
"Kami menilai, pernyataan Hatta Rajasa Indonesia bahwa masuk dalam 18 kekuatan ekonomi dunia, sebagai manuver untuk lari dari tanggungjawab terhadap persoalan ekonomi yang tengah dihadapi rakyat saat ini," tandas aktivis dunia usaha yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI tersebut.
Karena itu, Bambang Soesatyo mengingatkan Hatta Rajasa dan jajarannya agar jangan lari dari tanggung jawab dengan mengajak rakyat selalu mengawang-awang pada sesuatu yang tidak realistis.
"Pernyataan itu tidak lebih dari angin surga. Hatta mencoba meninabobokkan rakyat dan membangun kebanggaan semu," katanya.
Sebagai Menko Perekonomian, menurutnya, dia mestinya lebih peduli pada persoalan sekarang ini. Bukannya mengira-ngira ekonomi negara 15 atau 20 tahun mendatang, ketika dia sudah tidak lagi menjabat menteri, ujarnya.
Kalau sekarang ini terjadi lonjakan harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng dan cabai, demikian Bambang Soesatyo, berarti masalahnya berkait dengan perut rakyat.
"Itulah tugas utama Menko Perekonomian saat ini. Maka, Hatta harus memrioritaskan penanganan masalah pengendalian harga, jangan hanya membuat pernyataan-pernyataan yang kurang realistis dan mengawang-awang," tandasnya lagi.
Pepesan Kosong
Saat ini, kata Bambang Soesatyo yang juga Anggota Komisi III (Bidang Hukum, HAM, Perundang-undangan dan Kepolisian Negara) DPR RI, menambahkan, rakyat tidak sedang dalam posisi gemar dibawa ke awang-awang.
"Bagi rakyat, puja-puji atau klaim tentang Indonesia sebagai satu dari 18 kekuatan ekonomi dunia adalah pepesan kosong. Apa artinya klaim itu kalau jumlah warga miskin terus bertambah," tanyanya.
Makanya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat bahu membahu mendukung berbagai upaya bangsa agar segera keluar dari kondisi sangat sulit saat ini.
"Adanya realitas harga cabai, beras, minyak goreng serta aneka kebutuhan bahan pokok lainnya yang terus melambung, berhadap-hadapan dengan semakin anjloknya (menuju titik nol," katanya.
Menurut perhitungan Kadin, daya konsumsi jutaan keluarga, yang antara lain ditandai dengan jutaan anak terancam kekurangan gizi, demikian Bambang Soesatyo.
ANTARA
0 Komentar