BADAI DINGIN DI MESIR LUMPUHKAN TRANSPORTASI LAUT



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Menteri Sosial Mesir Ali El-Masilhi mengatakan, pihaknya telah memerintahkan jajarannya untuk mengambil langkah antisipasi dalam menghadapi badai musim dingin yang akan berlangsung di negara itu hingga Jumat (31/12/2010).

"Kementerian Sosial bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait akan mengantisipasi badai dan memberi bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban badai tersebut," kata Mensos Masilhi kepada wartawan di Kairo, Kamis (30/12/2010).

Badai yang mulai muncul pada Rabu dan diperkirakan akan berakhir pada Jumat itu telah menewaskan lima orang dan memutus jaringan listrik dan telepon di beberapa wilayah, kata kepolisian setempat.

Para korban tewas itu akibat kecelakaan lalu lintas di Kairo dan Asiut, katanya. Menurut Mensos Masilhi, kementeriannya telah mengalokasikan 40 juta pound Mesir (sekitar Rp 80 miliar) untuk membantu para korban badai yang melanda negara itu secara sporadis sejak dua pekan lalu.

Sementara itu, lima pelabuhan di Laut Merah di Mesir ditutup selama tiga hari hingga Jumat akibat badai musim dingin yang menghantam negara sejak Rabu.

Kepala Otoritas Pelabuhan-Pelabuhan Laut Merah, Mesir, Mamduh Darras, kepada wartawan di Kairo, Kamis, mengatakan lima pelabuhan yang ditutup itu akan dibuka kembali pada Jumat setelah diperkirakan badai akan melemah pada hari itu.

"Badai yang membawa hujan lebat dan menimbulkan gelombang tinggi di Laut Merah memaksa lima pelabuhan tersebut ditutup sedikitnya selama tiga hari setelah kami menerima laporan dari Badan Meteorologi Nasional bahwa cuaca buruk itu akan berlangsung hingga Jumat malam," katanya.

Lima dermaga di Laut Merah, bagian timur Mesir, yang ditutup itu mencakup Port Taufik, Adabiyah, Suknah, Zeitiyah dan Attakah.

Pekan lalu, badai juga melanda beberapa wilayah timur dan utara Mesir sehingga memaksa 10 pelabuhan di Laut Merah dan Laut Tengah, Mesir, ditutup dua hari.

Di Semenanjung Sinai, dalam dua pekan terakhir hujan lebat melanda wilayah selatan dan utara sehingga menimbulkan banjir di kawasan itu.

Lebih dari 100 warga di Semenanjung Sinai, yang pernah diduduki Israel pada 1967 itu, kehilangan tempat tinggal akibat terhempas banjir tersebut.

TRIBUN

Posting Komentar

0 Komentar