Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Sejumlah ormas intoleran dan anti Pancasila masih berulah di Tanah Air. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian didesak bertindak tegas terhadap para pengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dengan sengaja mengobrak-abrik kemerdekaan umat beragama untuk menjalankan ibadah keagamaannya di NKRI.
Sivitas mahasiswa Kelompok Cipayung Plus mendesak Kapolri untuk tidak tinggal diam atas sepak terjang kelompok ormas yang selalu meresahkan masyarakat itu.
Juru bicara Kelompok Cipayung Plus, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Sahat Martin Sinurat menegaskan, belum lewat sebulan sejak terjadinya peristiwa bom di Gereja Oikoumene, Samarinda, peristiwa intoleransi kembali terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Kali ini aksi intoleran dilakukan sekelompok massa yang menamakan dirinya Pembela Ahlus Sunnah (PAS), dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Mereka membubarkan paksa ibadah Natal di Sabuga ITB, Bandung, 6 Desember 2016 lalu, yang seharusnya dihadiri ribuan umat Kristen setempat.
“Apapun bentuk dan alasannya, pelanggaran terhadap hak warga negara yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 merupakan tindakan yang tidak dapat ditolerir. Situasi yang terjadi telah meresahkan masyarakat, tidak hanya di kota Bandung, namun berbagai daerah lainnya di Indonesia. Melihat situasi tersebut, kami organisasi-organisasi yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus menyatakan, menyesali terjadinya peristiwa pelarangan ibadah dimana pemerintah takluk kepada tekanan massa intoleran. Negara seperti tidak berpemerintahan,” ujar Sahat Marthin Sinurat, kepada redaksi (Jumat, 9/12).
Kemudian, Kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari Aminuddin Ma’ruf (Ketum PB PMII), Sahat Sinurat (Ketum PP GMKI), Angelius Wake Kako (Ketua PP PMKRI), Chrisman Damanik (Ketua PP GMNI), Putu Wiratnaya (Ketua PP KMHDI), Taufan P Korompot (Ketum DPP IMM), Suparjo (Ketua PP HIKMAHBUDHI) itu mendesak pemerintah bertindak tegas agar segera mencopot Kapolda, Kapolres, Kapolsek terkait karena tidak mampu menjaga dan menjamin hak warga negara.
“Meminta Kapolri segera menangkap dan memproses para pelaku intoleran,” ujarnya.
Dijelaskan juga, kebobolan tugas intelijen dalam melakukan pencegahan konflik di daerah telah terjadi berulang kali, sehingga pemerintah harus mengevaluasi segi integritas personil maupun komandonya. Agar mampu menelisik lebih dalam guna mencegah tindakan radikal dan intoleran semakin meluas.
“Meminta Pemerintah untuk segera membubarkan dan melarang organisasi intoleran yang tidak bernafaskan Pancasila. Menyerukan kepada semua anggota Kelompok Cipayung Plus yang tersebar di seluruh Tanah Air, agar bersama-sama menjaga keamanan dan ketenteraman Republik Indonesia. Kelompok Cipayung Plus akan menjadi Garda terdepan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Dan, meminta seluruh rakyat Indonesia agar tidak terprovokasi dan tetap bahu membahu menjaga persatuan bangsa,” tutupnya.
POJOKSATU
Jual Baju Wanita Dress Blouse Kemeja Jaket Celana Baju Pria Baju Anak Baju Couple Baju Muslim Tas Wanita Sepatu Nike Adidas Dll Harga Murah hubungi SMS/WA/LINE 085721536262 FOLLOW IG @tokotim Bisa kirim ke seluruh Indonesia
0 Komentar