PERGANTIAN BUWAS, RAKYAT BERHAK DAPAT CERITA SEBENARNYA

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Pengamat menilai publik membutuhkan alasan yang sebenarnya dari pihak pemerintah soal kepindahan Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Waseso dari Kabareskrim menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada era ini, publik membutuhkan keterbukaan dan kondisinya berbeda ketika Orde Baru.

“Pergantian yang dilakukan secara mendadak tentu tak lepas dari konteks persoalannya. Tapi pihak berwenang selalu mengatakan bahwa pergantian ini adalah hal wajar dan biasa dalam kepemimpinan lembaga,” kata pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, Selasa ( 8/9/2015). Padahal menurut Emrus, masyarakat tidak bodoh untuk menilai apa yang sebenarnya terjadi, karena setiap tindakan komunikasi politik tidak berdiri sendiri.

“Kalau begini yang rugi adalah rakyat yaitu tidak diberi kesempatan oleh pemerintah untuk mendapat informasi yang benar,” kata Emrus. Menurut Emrus, jika begini terus rakyat selalu mendapat informasi sandiwara.

Sementara itu, pengamat politik Budiyanto mengatakan bahwa pergantian jabatan yang mendadak itu membuat publik merasa ada sesuatu yang janggal. “Ketika Buwas menjadi Kabareskrim, rakyat merasa ada polisi yang berani bertindak tegas terhadap lembaga yang selama ini tidak tersentuh hukum. Ini seharusnya diapresiasi karena artinya ada peningkatan pada kinerja polisi, bukan malah mematahkannya,” kata Budiyanto yang mantan anggota Komisi 1 DPR ini.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul di benak masyarakat adalah, kenapa penegak hukum bertindak profesional ini tidak didukung oleh pemerintah ? “Apa penyebabnya atau siapa penyebabnya. Lantas ada pertanyaan lagi, apakah betul pemimpin kita benar-benar mandiri ketika membuat keputusan,” kata Budiyanto.

Komjen Budi Waseso bertukar poisisi dengan Komjen Anang Iskandar. Pertukaran posisi dari kedua jenderal bintang tiga itu diketahui setelah adanya telegram rahasia yang dikeluarkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dengan nomor ST/1847/IX/2015.

Rotasi jabatan di tubuh korps bhayangkara ini masih menjadi tanda tanya besar, karena banyak rumor yang menyebutkan jika rotasi itu dilakukan karena pihak istana merasa terusik atas langkah Bareskrim yang mengusut kasus dugaan korupsi di PT Pelindo II. Dikabarkan penggeledahan di kantor PT Pelindo di Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi pemantik rotasi pimpinan di Bareskrim. Di mana penggeledahan itu dilakukan untuk menelisik dugaan rasuah terkait pengadaan 10 unit mobil crane.

OKEZONE


Jual Celana Jeans Wanita celana jeans pria Cara beli mudah hub SMS: 085721536262 - Twitter: @timsolshop -Facebook: Tim's Ol Shop

Posting Komentar

0 Komentar