Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Loyalis Agung Laksono, Leo Nababan, mengatakan Ketua Tim Penyelamat Golkar itu telah menutup pintu rekonsiliasi dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Musababnya, ujar Leo menirukan Agung, tak ada titik temu kompromi di antara kedua belah pihak. "Sudah tak ada kesesuaian," tutur Leo di Bali, Ahad, 30 November 2014.
Rencananya, siang ini Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung memediasi Ical dan Agung untuk makan siang bersama. Tawaran itu ditolak Agung lantaran Munas Golkar pada 30 November 2014 tetap diselenggarakan kubu Ical. Padahal, kata Leo, munas itu tak ada cantolan payung hukumnya.
Jadi, ujar Leo, Munas Golkar pada Januari 2015 yang legal karena memiliki dasar, yakni rekomendasi Munas 2009 di Pekanbaru, Riau. Andai terjadi dualisme kepemimpinan, menurut Leo, kubu Agung Laksono sudah berancang-ancang. "Kami siap bertarung di pengadilan," tutur Leo.
Dihubungi Tempo kemarin, Agung menyatakan sempat bertanya kepada Ical, apa maksud Munas 30 November 2014. Ical, kata Agung, menganggap forum tersebut hanya untuk membicarakan program-program Golkar ke depan. Agung tak langsung percaya karena ia menerima informasi bahwa Munas Bali akan berlangsung cepat.
Yang penting, ujar Agung, pemilihan Ketua Umum Golkar terlaksana. "Memenangkan Aburizal," tuturnya. Sedangkan program belakangan. "Munas di Bali ini adalah forum paling gelap gulita selama empat puluh tahun saya di Golkar," kata Agung. Adapun Leo menyatakan tak akan lagi meladeni manuver Ical. "Kami tak mau kena tipu-tipu lagi," ujar Leo.
TEMPO
0 Komentar