Aksi brutal para perampok pencabut nyawa kembali terjadi di Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Rabu (25/6/2014), pukul 23.00 Wita. Pendeta Filmon Neno yang tingggal di Jalan Weekoru, dekat kompleks kantor Bupati Sumba Barat, menjadi korbannya.
Ia tewas setelah perampok yang merangsek masuk ke kamar tidurnya digebuk dengan kayu. Gebukan itu menyasar kepala korban. Istri korban tidak bisa menolong atau berteriak karena takut dihabisi lagi.
Sebelumnya, pada Maret 2014, kawanan perampok pernah beraksi dan menguras isi dapur di rumah Pendeta Filmon Neno. Saat itu, kawanan perampok sempat memukul pembantu dan seorang anak usia sekolah dasar.
Pada Rabu (25/6/2014) malam, sekitar pukul 23.00 wita, tujuh kawanan perampok berala ninja mendatangi rumah Pdt. Filmon Neno. Dua orang masuk ke dalam rumah setelah berhasil mencongkel daun pintu belakang. Lima orang lainnya berjaga-jaga di luar rumah bersenjatakan parang, kayu dan batu.
Seorang pembantu saat ditemui di rumah Pdt. Filmon Neno, Kamis (26/6/2014) pagi, menceritakan, pada malam naas itu, ia kaget dan merasa ada orang yang masuk dalam rumah. Seketika saja, katanya, dua orang perampok bergerak masuk dalam kamarnya. Saat itu, kata pembantu itu, ia turun dari tempat tidur dan bersembunyi di belakang lemari. Dia mengaku trauma karena pernah dipukul kawanan perampok hingga dilarikan ke rumah sakit pada Maret 2014 lalu.
Kedua perampok, katanya, masuk ke dalam kamarnya dan mengobrak abrik isi lemari serta mengambil hand phone miliknya.
Setelah itu, kedua pelaku bergerak ke ruang tengah menuju kamar tidur Pdt. Filmon Neno dan istrinya yang sedang tidur lelap. Kedua pelaku langsung mendobrak pintu kamar. Pdt. Filmon kaget dan terbangun. Saat itulah perampok menggebuk kepalanya dengan kayu hingga tak berdaya. Darah segar keluar mulut dan hidung Filmon. "Lambatnya pertolongan menyebabkan Filmon tewas di tempat," ujar si pembantu.
Setelah melumpuhkan Pdt. Filmon, kawanan perampok dengan leluasa menguras isi kamar tidur korban. Perampok meminta istri Pdt. Filmon menyerahkan uang dan harta lainnya. Dalam keadaan takut, istri korban menyerahkan cincin dan kalung yang dikenakannya, hand phone dan sejumlah uang yang terisi dalam amplop yang merupakan gaji pekerja yang mengurus anak-anak panti asuhan yang dikelola Pdt. Filmon dan sahabatnya. Puas beraksi, kawanan perampok meninggal rumah korban sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, Kamis (26/6/2014).
Pembantu yang enggan menuliskan namanya menuturkan, sesaat setelah perampok meninggalkan rumah, ia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Pdt. Filmon. Ia mencoba memberi pertolongan, namun tidak bisa lagi. Tidak lama kemudian, datang tetangga dan aparat kepolisian membawanya ke rumah sakit, tapi nyawa Filmon tak bisa tertolong. Kini, jenazah Pdt. Filmon disemayamkan di kediaman orangtua istrinya di Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Kota Waikabubak.
Pembantu itu mengaku aparat kepolisian sudah datang ke TKP dan mengambil keterangan. Namun belum mengetahui hasilnya apakah sudah ada pelaku yang ditahan.
Informasi dari keluarga korban menyebutkan, pada Maret 2014 lalu, rumah Pdt. Filmon Neno pernah dimasuki perampok. Saat itu perampok sempat mengambil handphone (HP) milik pembantu lalu kabur karena salah seorang anak di rumah itu berteriak. Tetapi, kawanan perampok sempat memukul pembantu pakai kayu hingga dilarikan ke rumah sakit. Perampok juga memukul seorang anak kecil usia sekolah dasar.
Pantauan Pos Kupang, Kamis (26/6/2014), rumah korban letaknya cukup jauh dengan tetangga. Di lokasi kejadian hanya rumah korban dan seorang tetangga. Sedangkan rumah warga lain cukup jauh. Kebiasaan warga, mereka takut memberi pertolongan bila melihat tetangganya dirampok karena rumah-rumah sekitar sudah dijaga kawanan perampok. Kondisi itulah membuat warga trauma dan takut meminta pertolongan manakalah kejadian menimpa mereka.
Kapolres Sumba Barat, AKBP M Ichsaq Said, S.H, belum dapat dikonfirmasi, Kamis (26/6/2014). Pos Kupang coba menghubungi melalui telepon genggamnya, tetapi nada sibuk. Selanjutnya ditanya melalui SMS, tapi belum mendapat jawaban.
Usut Tuntas
Praktisi hukum yang juga putra Sumba, Umbu S Samapaty, S.H mendesak Kapolres Sumba Barat dan jajarannya mengusut tuntas kasus perampokan yang menewaskan Pendeta Filmon Neno, Rabu (25/6/2014) pukul 23.00 Wita. Kepolisian Sumba Barat harus memberi jaminan keamanan kepada rakyat Sumba Barat, apalagi peristiwa itu terjadi dalam Kota Waikabubak. Bila kepolisian mengalami kendala dalam proses penyelidikan dan penangkapan para pelaku, sebaiknya meminta bantuan aparat Kodim 1613 Sumba Barat untuk mengungkap secepatnya.
Umbu S Samapati, S.H yang akrab disapa Umbu Kupang mengatakan itu melalui telepon dari Jakarta ke Waikabubak, Kamis (26/6/2014) pagi. Sebagai putra Sumba, Umbu Kupang sangat menyayangkan aksi pencurian dan kekerasan yang msih marak terjadi di Sumba Barat. Untuk itu, ia meminta aparat kepolisian harus bertindak tegas. *
TRIBUN
APA ITU BISNIS
BOOKNITY? JOIN/GABUNG BISNIS BOOKNITY DISINI http://goo.gl/9TQgcd
0 Komentar