PARA PERWIRA POLDA SULSEL 'SERANG' KPK VIA BBM

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus meluas. Bahkan, perwira di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan ramai-ramai melakukan propaganda negatif dengan menggunakan layanan BlackBerry Messenger (BBM). 

Seperti yang terjadi pada Selasa (9/10/2012) pagi ini, rentetan pesan BBM disebarluaskan ke banyak orang, termasuk para jurnalis di Sulawesi Selatan. Ada perwira menengah (pamen) di jajaran Polda Sulsel berpangkat ajun komisaris besar ataupun komisaris besar mengirimkan pesan BBM yang mendiskreditkan KPK secara berulang-ulang.

Dalam pesan BBM tersebut, salah satunya terlihat mantan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polrestabes Makassar yang menulis pesan: "Sudah 3 angkatan KPK (jilid 3 ) sudah 10 tahun lebih berdiri....apa hasilnya ???? Mengapa korupsi semakin merajalela???..dan setiap jilid selalu bermasalah......yang ada para punggawa KPK selalu berkicau dimedia, dan bepergian masing2 kemana2..tapi hasil kerja kasus2 besar terbengkalai (kass century, hambalang,kasus gayus,kasus alquran,kasus pemadam kebakaran,kasus seragam linmas banyak lagi)."

Ia melanjutkan dengan pesan, "Jilid pertama: kasus pemerasan oleh penyidik KPK kompol Parman Rp.500 juta, jilid kedua kasus bibid candra yg diduga terima miliaran...kita masih ingat Nazarudin yg menuding Candra hamzah terima uang miliaran.. serta kasus pembunuhan dan caddy melibatkan ketua kpk antasari, Jilid ketiga: mulai dr penghianatan pr penyidik polri pada kepemimpinan keangkuhan dan kesombongan seorang samad... Kok kenapa pemerintah dan rakyat (dpr serta lapisan masy tidak meliat secara detail kasus demi kasus oleh kpk???? Sudah layakkah kpk ini dijadikan lembaga superbody yg permanen.....??? Wallahualam Mohon maaf."

Hal senada juga dikirimkan pamen berpangkat komisaris besar di Polda Sulsel yang memegang jabatan di bidang Humas. Dia juga menyebarkan BBM senada kepada masyarakat dan wartawan di Makassar. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum berhasil dimintai klarifikasi dari para perwira yang melakukan penyebaran pesan-pesan tersebut.

KOMPAS

Posting Komentar

0 Komentar