Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Demonstrasi sekitar 500 orang yang merupakan gabungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia berlangsung ricuh. Dua kali bentrokan saling pukul terjadi di depan Istana. Satu orang diamankan petugas.
Pantauan VIVAnews.com, massa mahasiswa berdemo terpisah pada dua titik. Pertama di ruas Jalan Medan Merdeka Barat, di depan Kantor Mahkamah Konstitusi, dan kedua di Jalan Medan Merdeka Utara, tepat di depan Istana Presiden, Jumat 20 Mei 2011.
Dalam aksinya, massa membentangkan spanduk yang antara lain bertuliskan, "Bangkit Nasionalisme Lawan Neoliberalisme dalam Rangka Hari Kebangkitan Nasional." Ratusan polisi menjaga ketat demo.
Dua unit mobil berlapis baja, Barracuda, dan mobil meriam air atau watercannon sudah bersiaga. Pasukan anti-huru-hara juga membentuk barisan barikade.
Bentrok bermula saat massa mahasiswa dan polisi berhadap-hadapan. Mereka saling dorong. Seorang demonstran yang menggunakan pengeras suara terus berteriak membuat suasana semakin panas. "Presiden itu dipilih rakyat, masak kita tidak boleh masuk Istana?" teriak dia.
Setelah saling dorong, tak lama kemudian terjadi saling-pukul. Entah bermula dari mana, massa dan polisi saling pukul. Akhirnya, polisi mengamankan satu orang. Pria yang dibawa itu adalah orang yang menggunakan pengeras suara.
Bentrokan mereda. Tetapi tak lama kemudian, massa kembali terlibat ketegangan dengan petugas. Saling pukul kembali terjadi. Tetapi kali ini tidak ada yang diamankan. Dalam aksinya, massa juga membakar satu rangkaian bunga duka cita. Massa pun mengelilinggi bunga duka cita yang dibakar itu.
VIVANEWS
0 Komentar