CUACA SUPER DINGIN DI EROPA MAKIN PARAH, PULUHAN TEWAS, TRANSPORTASI TERGANGGU

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Jumlah korban tewas akibat cuaca dingin dan membekukan yang terus menenerjang sebagian besar benua Eropa, terus bertambah.

Gelombang dingin dan salju tebal masih akan berlangsung, dan akan diperparah oleh datangnya Badai Emma.

Puluhan orang dilaporkan tewas di berbagai penjuru benua ini, banyak di antaranya meningal disergap cuaca dingin saat mereka tidur nyenyak.

Di Polandia, korban tewas mencapai tak kurang dari 21 orang, sebagian besar korban adalah tunawisma, kata kantor berita AFP.

Di London, seorang pria ditemukan meninggal di sebuah danau yang membeku.

Di Belanda, seorang pria 75 tahun tewas akibat jatuh membentur es saat berseluncur es, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Tapi terlepas dari bahayanya, banyak warga Eropa yang justru menikmati cuaca yang membekukan itu.

Sekitar 2.000 orang terlantar di jalan tol di dekat kota Montpellier, Prancis. Beberapa di antaranya mengeluh karena sudah terjebak macet selama kurang lebih 24 jam.

Cuaca super dingin dan salju tebal menyebabkan pembatalan perjalanan kereta api di sejumlah negara, sementara di jalan raya macet total.

Bandara di Jenewa, Swiss, untuk sementara ditutup hari Kamis (01/03) seiring dengan salju tebal yang melanda sebagian besar kawasan Eropa.

Menurut rencana penerbangan akan dilanjutkan ketika keadaan membaik.

Di Skotlandia, lebih dari 300 orang terjebak di satu ruas jalan bebas hambatan di tengah cuaca beku setelah berada di dalam kendaraan mereka hingga 18 jam.

Berbagai kegiatan rekreasi, hiburan dan olahraga musim dingin langsung marak di seluruh Eropa, mulai dari bermain ski salju di jalanan dalam kota di Inggris dan Prancis, hingga seluncur es dan kereta salju di negara-negara yang sebelumnya langka mengalami salju.

Resor tepi pantai di selatan Prancis dan utara Spanyol -yang dalam cuaca paling rendah di musim dingin pun biasanya suhunya masih jauh di atas titik beku- mengalami hujan salju yang langka.

Tempat-tempat seperti San Sebastián di Spanyol mengalami hujan salju lebat di pantai, sementara Catalunya memperingatkan warga agar sebisa mungkin tak usah mengemudi.

Sergapan udara dingin menyebar jauh ke selatan hinga Laut Tengah. Roma mengalami hujan salju pertama dalam enam tahun pada Senin lalu, dan Irlandia mengalami hujan salju paling lebat dalam beberapa dasawarsa.

Inggris, sebagaimana sejumlah negeri lain, mengalami berbagai gangguan transportasi, sementara Skotlandia untuk pertama kalinya dalam sejarah mendapatkan tingkat peringatan salju bersandi 'merah' - yang berarti hujan salju dan ciuaca dingin bisa membahayakan nyawa.

Cuaca dingin, yang di Inggris dijuluki "Hewan Buas dari Timur." Di Belanda, orang menyebutnya "Beruang Siberia", sementara di Swedia julukannya adalah "Meriam Salju."

Suhu serendah -30C tercatat di sebuah puncak pegunungan di Jerman. Pada hari Selasa (27/2), salju terlihat di lokasi kota kuno Pompeii, dekat Napoli di Italia selatan - padahal biasanya di sana suhu rata-rata bulan Februari adalah 6-14C.

Di Paris, suhu menukik hingga -6C, dan para pengguna kendaraan umum berbagi foto stalaktit di dinding dua stasiun metro.

Tingkat kematian secara keseluruhan akibat cuaca dingin sulit dilaporkan, karena setiap negara mencatat kematian tersebut secara independen.

Kantor berita AFP membuat perhitungan sendiri dan mengatakan bahwa sejak Jumat pekan lalu setidaknya 46 orang tewas

Sedikitnya lima orang tewas di Polandia, empat tewas dilaporkan di Prancis, termasuk seorang sepuh yang ditemukan tewas di luar gerbang panti jomponya, lapor AFP.

Di Lithuania, tiga tewas, dan di Rumania dua tewas termasuk seorang perempuan berusia 83 tahun yang ditemukan terjatuh di salju. Di Milan, Italia, seorang pria tunawisma berusia 47 tahun ditemukan tewas.

Penampungan-penampungan darurat bagi para tunawisma dibuka di berbagai tempat. Di Belgia, polisi diizinkan untuk menahan orang yang menolak pergi ke tempat penampungan.

Asosiasi tunawisma Jerman mengatakan seorang perempuan meninggal di sebuah hutan dekat Leipzig pada hari Senin.

Direkturnya, Werena Rosenke, mendesak agar penampungan tunawisma terus terbuka selama mungkin, dan memperingatkan bahwa kematian juga bisa terjadi di siang hari.

Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional menyerukan masyarakat untuk memeriksa tetangga mereka yang berisiko.

"Mengetuk pintu mereka untuk mengecek apakah mereka memiliki semua yang dibutuhkan, akan sangat brarti," kata direktur mereka untuk Eropa, Simon Missiri. "Bahkan langkah itu bisa jadi penentuan antara hidup dan mati."

BBC

Posting Komentar

0 Komentar