AKAL BULUS TITIN, MENGAKU KEPONAKAN KAPOLRI LALU TIPU CALON POLISI



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Sepak terjang Titin Hendiko alias Titin alias Triyas Tyindira, ini begitu cerdik. Wanita berumur 43 itu sukses memperdaya sejumlah orang ingin masuk kepolisian. Tak tanggung-tanggung, demi melancarkan tipu muslihatnya, Titin mengaku keponakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kepada para korban, Titin sesumbar bisa memuluskan penerimaan tamtama, bintara Polri serta PNS dengan jalur khusus.

"Pelaku menjanjikan penerimaan tamtama, bintara Polri dan PNS dengan jalur khusus dengan mengaku-ngaku sebagai saudara beberapa pejabat polri dan keponakan Kapolri," kata Kabid Humas Polda Jateng AKBP Agus Triatmaja saat dihubungi merdeka.com, Senin (30/10).

Sejumlah orang tua lantas percaya dengan pengakuan Titin. Titin pun meminta duit sebesar Rp 1,7 miliar agar keempatnya menjadi anggota Korps Bhayangkara.

Kemudian pelaku mengklaim empat anak korban sudah dinyatakan lulus tes setelah korban menyetorkan sejumlah uang. Selanjutnya, pelaku memboyong keempatnya dengan dalih akan dibawa ke sekolah polisi.

Faktanya mereka dibawa ke sebuah indekos di Jalan Anggrek VIII No. 2, Sweethome Resident, Semarang. Tak hanya itu, pelaku kembali meminta uang dengan sejumlah alasan. Alasan yang terakhir, pelaku meminta uang untuk pembayaran seragam kepolisian.

"Ke-4 anak tersebut disuruh kos sudah 10 hari di daerah Semarang dengan alasan untuk menunggu penjemputan dari Pusdik guna mengikuti susulan di Banyubiru dan Watukosek," ungkap Agus.

Keempat anak korban yakni, DT, TAP, ADP dan FT kini sudah dijemput pihak Kepolisian. Akal bulus Titin pun berhenti setelah kepolisian meringkusnya dalam perjalannya menuju arah Ajibarang dengan mengendarai Toyota Harier nopol D 1177 As.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan modus semacam itu bukan yang pertama. Modus mengatasnamakan kenalan orang dalam dan semacamnya itu dikenal dengan istilah menembak di atas kuda.

Pelaku berupaya untung-untungan dengan menipu si korbannya. Dia menjanjikan bisa memuluskan bila diupah sejumlah uang. Bilamana tidak lulus pun, pelaku bisa berkilah dan tetap mendapatkan uang.

"Misalnya Rp 100 juta ini calonnya bagus nih, ini Rp 100 juta duitnya, begitu lulus, saya enggak ngomong sama siapa-siapa, duit saya ambil, lulus selamat Rp 100 juta, mungkin nambah lagi. Begitu enggak lulus, saya kan udah potong sama administrasi begini-begini, potong Rp 20 juta. Dia lulus dapat, enggak lulus dapat, tapi dia gak berhubungan sama siapa-siapa," jelas Setyo di Gedung Divisi Humas Mabes Polri.

Setyo mengatakan, pengakuan pelaku sebagai keponakan sudah dibantah langsung oleh Kapolri. Keluarga Kapolri sudah mengonfirmasi dan tidak ada hubungan keluarga maupun kenalan langsung.

"Itu udah dikonfirmasi ke keluarga. Jadi betul-betul penipu. Sudah ditangani Polres Purbalingga," imbuh Setyo.

MERDEKA

Posting Komentar

0 Komentar