Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Sejatinya Pemilu adalah pesta demokrasi, namun akhir-akhir ini bukannya kegembiraan pesta yang disajikan pada rakyat, tetapi fitnah, permusuhan dan kebencian dalam bentuk kampanye hitam yang diberikan pada rakyat.
Hasil survei Politicawave menyebutkan pasangan nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) paling banyak mendapatkan fitnah, permusuhan dan kebencian dalam bentuk kampanye hitam.
Pasangan ini mendapatkan serangan kampanye hitam hingga mencapai 94,9 persen. Sementara pesaingnya yaitu pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa hanya mendapatkan kampanye hitam 13,5 persen.
"Pasangan Jokowi-JK paling banyak diserang kampanye hitam. Jenis-jenis kampanye hitam berupa isu suku, ras, agama (SARA), pemalsuan surat ke Kejaksaan Agung (Kejagung), iklan kematian terhadap Jokowi, dan lain-lain. Sementara kampanye hitam untuk pasangan Prabowo-Hatta berupa video pemukulan Prabowo di KPU, Prabowo memiliki dua kewarganegaraan, dan lain-lain," kata pendiri Politicawave Yose Rizal di Jakarta, Jumat (6/6).
Ia menjelaskan survei dilakukan dengan monitoring dan analisa terhadap sentimen negatif terkait pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta di media sosial. Survei dilakukan tanggal 1-31 Mei 2014. Analisa percakapan dilakukan di Twitter, Facebook, Online Forum, Blog, Youtube dan Online News.
Hasil survei menunjukkan selain kampanye hitam, juga berkembang kampanye negatif. Kampanye negatif untuk pasangan Jokowi-JK mencapai 5,1 persen seperti Video JK tentang Jokowi, mobil Esemka, dan lain-lain.
Sementara kampanye negatif terhadap pasangan Prabowo-Hatta mencapai 86,5 persen. Kampanye negatif seperti Prabowo yang diberhentikan dari Militer, Prabowo menolak panggilan Komnas HAM, dan lain-lain.
Yose menjelaskan ada tiga jenis kampanye politik, yaitu kampanye positif, kampanye negatif dan kampanye hitam. Kampanye positif ditujukan untuk mempromosikan sisi positif pasangan Capres dan Cawapres. Kampanye negatif bertujuan untuk mengekspose sisi negatif dari mereka.
Rakyat perlu tahu semua sisi positif dan negatif dari calon pemimpinnya, sehingga bisa mengambil keputusan secara cerdas dan bijak.
Apapun kampanye hitam adalah kampanye dengan tujuan menjatuhkan Capres dan Cawapres dengan fitnah-fitnah keji. Rakyat tidak layak menerima kampanye hitam karena bisa membiaskan proses pengambilan keputusan.
"Kampanye hitam harus dihindari karena berpotensi memecah belah bangsa. Walaupun serangan kampanye hitam belum tentu berasal dari tim sukses, para Capres dan Cawapres harus bersikap tegas dan konkrit dalam menghentikan kampanye hitam. Beri sanksi kepada akun-akun yang terlibat dalam penyebaran kampanye hitam. Kerukunan dan stabilitas masyarakat terlalu besar untuk dikorbankan," ujarnya.
Dia berharap masyarakat harus cerdas dan bijak dalam menghadapi kampanye hitam. Masyarakat harus selalu periksa sumber berita penyebaran kampanye hitam. Masyarakat jangan percaya mentah-mentah informasi yang berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya, seperti akun anonim dan pseudonim.
"Selalu lakukan cek ulang terhadap informasi-informasi yang meragukan. Jangan menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya," tegasnya.
BERITASATU
0 Komentar