Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai Pemerintah Australia sedang mempermainkan Indonesia. Hal itu ia ungkapkan untuk menyikapi kebijakan Australia mengembalikan pencari suaka ke lokasi pemberangkatan di Indonesia.
Menurut Priyo, sikap itu bisa jadi merupakan bukti bahwa Australia mengetahui sistem pertahanan perairan Indonesia sangat lemah. Priyo mengaku mengecam jika ada imigran gelap yang ditolak masuk ke Australia, tetapi digiring untuk masuk ke wilayah Indonesia.
"Itu namanya meledek sistem pertahanan kita. Kalau itu benar, sebagai pimpinan DPR, saya marah," kata Priyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (7/2/2014).
Priyo menambahkan, dirinya telah mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Dari informasi yang disampaikan Moeldoko, Priyo mengetahui bahwa hubungan Indonesia dengan Australia terus membaik pascaterungkapnya skandal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia pada sejumlah tokoh penting di Indonesia.
"Tapi memang masih menyisakan problem yang belum sepenuhnya selesai. Karena Australia tidak mau meminta maaf, dan ini menjadi batu sandungan sampai sekarang," pungkasnya.
Seperti diberitakan, kebijakan Australia mengembalikan pencari suaka ke lokasi pemberangkatan di Indonesia diduga terjadi lagi. Sebanyak 34 imigran dari empat negara ditemukan terdampar di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (5/2/2014) malam.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, mengamankan 45 imigran gelap asal Afrika yang ditolak masuk Australia. Imigran yang diselamatkan, berasal dari Iran, Banglades, Nepal, dan Pakistan, itu datang menggunakan sekoci penyelamat.
Menurut Musaharaf Hossein, asal Banglades, dirinya berangkat dari Cisarua, Bogor, Jabar, pada 26 Januari. Mereka menumpang perahu kayu menuju Pulau Christmas, Australia. Saat hendak berlabuh, mereka dihadang dua kapal cepat Australia dan dibawa ke kapal lain. Setelah diperiksa, mereka diminta masuk sekoci, lalu tiba di Pangandaran.
Polisi menduga sekoci penyelamat itu milik kepolisian Australia. Sekoci serat kaca berwarna jingga itu berkapasitas 96 orang, buatan China tahun 2013, dengan berat total 5.203 kilogram. Sekoci itu dilengkapi sabuk pengaman, pelampung, penyejuk ruangan, peralatan navigasi, serta pasokan makanan dan air.
Sekoci serupa ditemukan di Pantai Cikepuh, Kecamatan Ciracap, Sukabumi, Jabar, pada 16 Januari oleh warga setempat.
KOMPAS
0 Komentar