Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Sekitar dua pekan jelang keberangakatan Calon Jamaah Haji (CJH) dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, jumlah penderita infeksi virus varian baru SARS atau MERS yang meninggal dunia terus bertambah di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi mengkonfirmasi kematian ke-40 karena virus tersebut pada Minggu (25/8) waktu setempat.
Al-Arabiya melaporkan, laki-laki yang meninggal karena virus di Riyadh tersebut berusia 51 tahun. Selain terinfeksi virus, dia juga menderita kanker dan penyakit kronis lain.
Orang yang terinfeksi virus MERS juga bertambah. Kementrian Kesehatan Saudi mengatakan dua penderita MERS dinyatakan positif. Mereka berasal dari provinsi Asir, Arab Saudi.
Virus yang dekat dengan SARS tersebut menyebabkan infeksi pernapasan. Sebelumnya, SARS telah menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia saat mewabah pada 2003. Virus tersebut sering menyebabkan demam biasa.
Virus MERS telah menyebar dari Timur Tengah hingga ke Eropa. Namun, paling banyak korban tewas berasal dari Arab Saudi Sejak pertama kali ditemukan pada bulan September 2012, para ilmuwan tak kunjung mengetahui darimana asal-muasal virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang mirip SARS dan mematikan itu. Beruntung baru-baru ini sekelompok peneliti menemukan jika virus ini berasal dari kelelawar yang ada di Arab Saudi.
Namun karena kelelawar bukanlah binatang yang kerap berinteraksi dengan manusia, peneliti menduga jika kelelawar menginfeksi binatang lain, yang pada akhirnya menginfeksi manusia. Untuk itu, peneliti berencana melanjutkan pencarian sumber virus pada berbagai jenis binatang, entah rumahan atau liar di kawasan sekitar penyebaran virus MERS pertama.
Terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Dr. dr. Fidiansjah, Sp. KJ, MPH mengatakan, Corona Virus sebenarnya turunan dari berbagai bentuk-bentuk Corona yang lain, artinya Corona Virus awal terjadinya bukan sekarang ini saja.
Ia juga menginformasikan bahwa virus ini belum ada obatnya dan vaksinnya pun belum ditemukan. Untuk itu, Dr Fidi mengimbau para jemaah haji menjaga kesehatan dan melakukan perilaku hidup sehat dan bersih untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak terkena virus.
“Jadi itulah penyakit kedua (selain dari meningitis) yang kita antisipasi sebagai suatu penyakit yang memang harus diwaspadai para jemaah haji,” tandasnya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemnag Anggito Abimanyu menyatakan Kemnag akan melakukan tindakan pencegahan dini agar jamaah calon haji tidak tertular virus corona tersebut.
Anggito juga memastikan jamaah haji tetap berangkat sesuai jadwal. Kelompok terbang (Kloter) pertama jamaah calon haji akan berangkat pada 10 September 2013. “Kita akan melakukan pencegahan dan tidak ada perubahan keberangkatan,” kata Anggito.
Dijelaskannya, jamaah calon haji dianjurkan untuk membudayakan hidup bersih, seperti cuci tangan dan mandi. Sedangkan bagi jamaah yang berisiko, dianjurkan untuk mengenakan masker selama di Saudi. “Virus ini diduga mudah menular melalui bersin-bersin dan batuk, meski katanya bisa mati kalau di udara,” jelas Anggito.
Anggito juga mengimbau jamaah untuk tidak mendekati unta selama di Saudi. “Jamaah calon haji juga tidak perlu ikut dalam pemotongan hewan kurban,” himbaunya.
Anggito pun mengingatkan jamaah calon haji untuk melakukan meningitis, dan melakukan vaksinasi influenza. Meski itu diserahkan ke masing-masing individu.
Dalam mengantisipasi penularan di Tanah Air, jamaah calon haji akan di-screening setibanya di Indonesia. “Ada semacam screening, bisa di embarkasi atau bandara,” ujarnya.
SURABAYAPOST
0 Komentar