BOCAH TERDUGA KORBAN SODOMI GURU NGAJI BERTAMBAH

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur kembali melakukan visum terhadap enam anak laki-laki yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh guru ngaji mereka, AAS, 28 tahun. Jumat petang kemarin, sebanyak delapan anak laki-laki didampingi orang tuanya melapor dugaan pelecehan seksual tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Timur.

"Kemarin sudah delapan anak yang dilakukan visum, sekarang bertambah lagi ada enam anak yang datang ke Polres dan langsung divisum di RS Polri, pukul 10.30," kata Kepala Sub-bagian Humas Metro Jakarta Timur, Komisaris Didik Hariyadi, kepada Tempo, Sabtu, 27 April 2013.

Didik menjelaskan, saat ini AAS masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang Unit PPA Polres Jakarta Timur. AAS akan ditetapkan sebagai tersangka setelah adanya hasil visum dari RS Polri. "Masih diperiksa, karena hasil visum juga belum keluar, jadi menunggu hasil visumnya keluar dulu," ujarnya.

Sebelumnya, AAS, 28 tahun, yang mengajar mengaji di RT 05 RW 14, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Jumat petang, 26 April 2013. Sebanyak lima orang tua yang mendampingi delapan anak laki-laki melaporkan dugaan tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh AAS terhadap anak mereka.

Salah seorang ibu korban berinisial Wt, 33 tahun, mengatakan, ada 15 anak laki-laki yang diduga disodomi oleh AAS. "Mereka semua yang murid ngaji AAS," kata Wt saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Jumat, 26 April 2013.

Menurut dia, AAS sudah setahun mengajar ngaji anak-anak di sekitar rumahnya. Pengajian dilakukan di rumah kontrakan AAS. "AAS bukan orang baru, orang tuanya sudah lama tinggal di lingkungan kami. Tapi, beberapa bulan lalu, dia tinggal di Tangerang. Baru setahun ini kembali lagi, tapi mengontrak rumah," ujarnya.

Wt menjelaskan, kecurigaannya terhadap AAS yang diduga mencabuli anaknya berawal dari pengakuan beberapa anak laki-laki yang mengaji di rumah AAS. "Anak-anak pada cerita, dan ternyata benar ada 15 anak yang jadi korban, termasuk anak saya," ujarnya. Sebelumnya, kata Wt, AAS diketahui pernah melakukan sodomi terhadap seorang temannya di Tangerang. "Saya pikir, dengan jadi guru ngaji, dia udah insaf, tapi malah berulah gitu lagi."

Sementara itu, orang tua lain berinisial At mengatakan, AAS telah menjadi guru ngaji sejak 2011 lalu. Menurut dia, sebanyak belasan murid ngaji AAS menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh AAS. "Ada belasan, ya sekitar 15 anak dari umur 7-15 tahun," ujarnya. "Tapi, kalau yang sudah besar hanya ditelanjangi, tapi yang masih kecil digituin (sodomi)."

TEMPO

Posting Komentar

0 Komentar