Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Pesawat tempur taktis jenis Hawk 200 dengan nomor ekor TT-0212 dari Skadron Udara 12 Lanud Rusmin Nurjadin yang jatuh pagi ini, take off sekitar pukul 08.56 WIB.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengatakan, pesawat yang dikemudikan Letda Pnb Reza Yori Prasetyo, rencananya melakukan latihan intercept atau penyekatan, bersama satu pesawat Hawk lain yang dikemudikan Komandan Skuadron Udara 12.
"Mereka kasarnya melakukan latihan perang-perangan di udara, kejar-kejaran," ujarnya saat ditemui di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2012).
Dalam latihan intercept, lanjut Azman, idealnya pesawat-pesawat yang digunakan membawa amunisi lengkap, serta melakukan manuver-manuver di udara.
Namun, apakah pada latihan kali ini pesawat yang dikemudikan Letda Pnb Reza membawa amunisi, pihak Mabes AU masih menelusuri.
Selesai latihan, kedua pesawat kembali ke pangkalan. Pesawat yang dikemudikan Komandan Skuadron Udara 12 dapat mendarat dengan mulus, namun pesawat yang mengikuti di belakangnya mengalami kendala.
Sekitar pukul 09.45 WIB, pesawat jatuh di Jalan Amal, Kompleks Perumahan Pandau Permai Kabupaten Kampar, yang berjarak sekitar tiga Kilometer dari Lanud Rusmin Nurjadin.
Menurut Azman, pesawat jatuh dari ketinggian 1.000 feet, atau sekitar 333 meter.
"Pesawat jatuh lalu terbakar, tapi pilotnya berhasil melontarkan diri sebelum pesawat jatuh," ucapnya.
Saat insiden terjadi, kondisi cuaca cukup baik, sehingga pihaknya bisa memastikan penyebab kecelakaan kemungkinan besar bukan lah cuaca.
Mengenai komunikasi dari sang pilot sebelum insiden, Azman mengaku pihaknya belum menerima informasi apapun.
Apakah alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2009 dan Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 82 tahun 2011 sempat mengomunikasikan kendala pada mesin, pihak Mabes TNI AU belum bisa memastikan.
Reza dapat mendarat dengan selamat menggunakan parasut, dan tak ada luka sedikit pun. Namun ia mengalami syok, dan TNI AU belum bisa menggali keterangan dari sang pilot.
"Mungkin dalam beberapa hari, pilotnya baru bisa dimintai keterangan, apakah ada gangguan mesin, atau kendala lain," terangnya.
TRIBUN
0 Komentar