POLRI: PENEMBAKKAN SOLO TERORGANISIR

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Markas Besar Polri mencatat sejauh ini sudah ada tiga insiden penembakan di Solo, Jawa Tengah. Dua insiden terjadi pada 17 dan 18 Agustus 2012 yang lalu, sementara yang terakhir bahkan menewaskan seorang anggota polisi, Bripka Dwi Data Subekti.

"Ini bukan kategori kejahatan biasa, ini terorganisir atau dipersiapkan, bukan konvensional. Ini sudah mengarah ke perbuatan teror," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol. Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2012.

Oleh karena itu, Boy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, Polri juga menyiapkan upaya dan langkah-langkah penegakan hukum karena peluang-peluang terjadinya peristiwa serupa di masa mendatang selalu terbuka.

"Mabes Polri menurunkan tim dan sedang bekerja. Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini, kecuali kalau tertangkap tangan," jelasnya.

Boy menilai pelaku dengan sengaja ingin menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun dia mengaku belum tahu apakah penembakan itu terkait dengan peristiwa-peristiwa yang lalu seperti di Purworejo, Cirebon, Medan, dan Palu.

"Latar belakangnya masih perlu pendalaman. Itu adalah gambaran-gambaran yang pernah terjadi, dilakukan oleh kelompok-kelompok yang selama ini resisten terhadap upaya kepolisian dalam melakukan penindakan terhadap pelaku-pelaku teror yang ada," terangnya.

Kamis malam, 30 Agustus 2012, pos polisi Matahari Singosaren di Jl. Dr. Radjiman diberondong orang tak dikenal. Menurut saksi mata, pelaku penembakan berboncengan menggunakan sepeda motor Suzuki Smash bernomor polisi AD 2434 HB.

"Mereka datang dari arah timur, sampai di depan pos polisi, yang membonceng langsung mendatangi pos polisi dan melontarkan tembakan sebanyak tiga kali," kata Kushendarto.

Dalam insiden itu, Bripka Dwi Data Subekti yang diterjang empat peluru tajam, kemudian meninggal dunia.

VIVANEWS

Posting Komentar

0 Komentar