POLISI AMANKAN 11 SANTRI TERKAIT BOM NTB

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Bunyi ledakan menggelegar di Pondok Pesantren Khilafiyah Umar Bin Khatab, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin 11 Juli 2011 sore. Diduga asalnya dari bom rakitan. Satu santri tewas dalam insiden itu. Tim Densus 88 yang bermaksud melakukan rekonstruksi dihalang-halangi santri.

Buntut kejadian tersebut, polisi mengamankan 11 santri. "Ini memang semua santri dipersenjatai dengan senjata tajam. Lagi diperiksa dulu yang 11 orang ini nanti baru kita bisa tahu asal mula kejadian itu dan dari mana, dan sebagainya" kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri di Mabes Polri, Selasa 12 Juli 2011.

Polisi juga telah menyita barang bukti yaitu beberapa panah dan sejumlah parang. Anton menjelaskan, para santri itu tidak ingin polisi datang ke Pondok Pesantren. "Tadi malam itu kami tidak ingin menimbulkan kerusuhan, kami usahakan untuk bernegosiasi dengan mereka agar sama-sama bisa aman. Kemudian hari ini Kapolres masih ada di Bima dan sudah diturunkan anggota kita dari Dalmas (pengendalian masyarakat) 2 pleton (1 Brimob, 1 gabungan), dibantu TNI," kata Anton.

Sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan. Ada dugaan bom rakitan yang meledak ini digunakan untuk menyerang polisi. Tapi, "polisi yang ke sana pun diusir. Kita imbau kepada warga di sana, polisi adalah saudara kita juga. Jangan takut dengan polisi" kata dia.

Pondok pesantren ini sebelumnya sempat jadi sorotan publik saat salah satu santrinya, Saban Abdurrahman, menjadi tersangka dugaan pembunuhan anggota Reserse Polsek Bolo, Rokhmad. Korban tewas dengan tiga tusukan pada 30 Juni lalu. Saban mendapatkan penjagaan ketat Densus 88 saat dipindah ke Mataram.

VIVANEWS

Posting Komentar

0 Komentar