Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Getaran gempa berkekuatan 6,3 SR di Selandia Baru, Selasa (22/2), memberikan dampak yang luar biasa besar.
Tak beda jauh dengan Indonesia, Selandia Baru juga kawasan rawan gempa. Negara ini terletak di pinggir lempeng tektonik, tepatnya diantara Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia-India. Pinggiran lempeng itu di bagian timur North Island ke arah barat South Island.
Kota Christchurch yang paling parah terkena dampaknya, tidak terletak di pinggir lempeng. Namun dekat patahan kedua yang merupakan lipatan pinggir lempeng menuju utara. Dalam 200 tahun terakhir dan ke depannya, gempa besar takkan sering terjadi di kawasan ini. Ketimbang wilayah di sepanjang pinggir lempengan.
“Namun, titik pusat gempa semakin dekat ke permukaan. Ini yang menyebabkan efek gempa begitu besar ketimbang yang pusatnya dalam,” kata Kepala Riset di School of Earth Science di University of Melbourne, Gary Gibson.
Kondisi tersebut, lanjut Gibson, membuat gempa kali ini lebih merusak ketimbang gempa berskala 7,1 SR pada 4 September 2010 lalu. Meski Selandia Baru memang lebih rentan gempa karena dekat dengan pinggir sejumlah lempeng.
“Dalam sejarah Christchurch, ini memang yang terbesar,” lanjutnya. Titik pusat gempa ini berjarak 20 kilometer dari kota tersebut, pada kedalaman lima kilometer, selama satu menit. Gempa yang menewaskan 65 orang ini juga merupakan salah satu susulan dari gempa September lalu.
INILAH
0 Komentar