Gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter yang mengguncang wilayah DI Yogyakarta, membuat warga Bantul panik. Mereka berhamburan keluar rumah karena takut peristiwa gempa 2006 terulang kembali. Tidak ada korban dan kerusakan fisik dalam peristiwa tersebut.
"Tidak ada korban karena gempanya berlangsung sebentar. Meski kekuatanya 5,6 SR, tetapi karena hanya sesaat, tidak ada kerusakan fisik, dan warga masih sempat menyelamatkan diri," kata Subarda, petugas pusat pengendali operasi kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (kesbangpolinmas) Bantul, Selasa (9/11/2010).
Meski tidak menimbulkan korban dan kerusakan fisik, gempa tersebut sempat membuat warga Bantul panik. Ninda, siswa SMP yang tinggal di Baturetno, Banguntapan tersebut sempat lari keluar rumah sambil teriak "Gempa... gempa... gempa. Hal serupa juga dilakukan para tetangga Ninda.
"Saat gempa, ia mengaku tengah duduk di kursi karena tengah beristirahat sehabis pulang sekolah. Tiba-tiba kursi bergerak sendiri. Saya pun langsung lari keluar sambil teriak-teriak supaya dua adik saya yang berada di bagian belakang segera keluar," katanya.
Gempa juga membuat pengunjung warung internet di Jalan Bantul KM 10 berhamburan keluar. Mereka merasakan goncangan cukup kuat. Setelah berada di luar selama 5 menit, akhirnya mereka masuk kembali ke ruangan karena yakin tidak ada gempa susulan, kata Lia, operator warnet tersebut.
Gempa kemarin adalah kali kedua yang dirasakan warga Bantul selama Merapi meletus. Gempa tersebut terjadi pada pukul 14.03 WIB. Titik pusat gempa berada di 8,89 derajat Lintang Selatan d an 110,08 derajat Bujur Timur. Posisi tersebut berada di 125 kilometer barat daya Bantul dengan kedalaman 10 kilometer.
Sebelumnya mereka juga merasakan gempa pada hari Minggu (7/11) pukul 23.08. Gempa tersebut berpusat di 8,03 derajat Lintang Selatan (LS) dan 110,51 derajat Bujur Timur (BT). Gempa berkedalaman 10 Km. Meski hanya berlangsung 2 detik, gempa tersebut sempat membangun sebagian besar warga Bantul yang tengah tertidur lelap.
KOMPAS
0 Komentar