Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Kapolri jenderal Polisi Tito Karnavian sudah selayaknya mencopot segera anak buahnya Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Bandung karena terlibat membiarkan aksi ormas intoleran dan juga aktif memprakarsai pembubaran perayaan hari besar natal di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/12/2016) dengan alasan yang tidak masuk akal.
“Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus membehentikan Kapolrestabes dan mengevaluasi Kapolda Jawa Barat yang juga gagal melindungi warga negara,” ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi, Rabu (7/12/2016).
Kata Hendardi, disini polisi dalam menangani kasus ini selalu memaksa kelompok minoritas yang menjadi korban yang justru harus mengikuti kehendak kelompok ormas intoleran, ujarnya.
Padahal, Panitia Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal di Gedung Sabuga, sudah mengantongi syarat perizinan dan prosedur sesuai sebagai berikut :
Panitia telah menerima Surat Tanda Terima Pemberitahuan, No. STTP/YANMIN/59/XI/2016/Dit Intelkam dari Kepolisian berkenaan dengan Kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani, tanggal 6 Desember 2016, pk. 18.30-22.00 WIB, bertempat di Gedung Sabuga ITB (Sasana Budaya Ganesha – Institut Teknologi Bandung), dengan pembicara Pdt. Dr. Stephen Tong.
Selain itu, Panitia sudah memberitahukan juga secara tertulis kepada pihak Kepolisian akan adanya KKR Natal Siswa Bandung 2016, pk. 13.00 WIB. Sesuai dengan UU No. 9 Tahun 1998, pasal 1 yang menjamin bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga Negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya, dan pasal 10 yang hanya mengharuskan pemberitahuan secara tertulis kepada Polri, yang tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan, panitia sudah memenuhi seluruh proses perizinan yang diperlukan untuk menyelenggarakan KKR Natal tersebut, baik KKR Natal Siswa pada pk. 13.00 WIB maupun KKR Natal pada pk. 18.30 WIB di Gedung Sabuga ITB, Bandung. Sebagaimana hal ini juga telah ditegaskan oleh pihak Kepolisian di depan para jemaat di Gedung Sabuga ITB pada malam KKR Natal Bandung.
Kami telah memenuhi seluruh prosedur hukum yang diwajibkan dalam penyelenggaraan KKR Natal Bandung 2016. Karena itu, kami menyatakan bahwa Pdt. Stephen Tong pada malam KKR Natal Bandung 2016 tidak mengatakan adanya kesalahan prosedur dalam penyelenggaraan KKR Natal Bandung 2016.
Panitia sangat menyesalkan KKR Natal Bandung 2016 diganggu oleh segelintir orang yang mengatasnamakan ormas (atau ormas-ormas) dan ketidaktegasan pihak Kepolisian di dalam menjaga kewibawaan Pemerintah RI dan UU yang berlaku (KUHP pasal 175 & 176), sehingga terjadi pemblokiran jalan masuk ke daerah Gedung Sabuga ITB, dan juga pada sore harinya beberapa orang masuk ke dalam Gedung Sabuga ITB melakukan intimidasi dengan cara berteriak-teriak kepada PR-STEMI/1/XII/2016 2 Paduan Suara KKR Natal Bandung 2016 (sebagian besar terdiri dari wanita) yang sedang berlatih.
Pihak Kepolisian walaupun hadir tersebar di seluruh daerah Gedung Sabuga ITB, sulit menjalankan tindakan pengamanan yang memadai. Dengan terjadinya peristiwa ini, dikhawatirkan bukan KKR Natal Bandung 2016 yang telah dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, melainkan nama Kota Bandung di mata Internasional (mengingat Pdt. Dr. Stephen Tong sudah dikenal baik dan diperhatikan di dunia Internasional). Kami sebagai Warga Negara Indonesia sangat sedih melihat hal ini terjadi di NKRI yang kami kasihi.
Demi menegakkan keadilan dan ke-Bhinneka-an NKRI, Kami meminta hukum ditegakkan sesuai dengan KUHP pasal 175 & 176.
Kami sangat menghargai Permohonan Maaf Wali Kota Bandung Bapak Ridwan Kamil atas insiden yang tidak terduga ini, dan sangat mengapresiasi niat beliau memfasilitasi KKR Natal Bandung 2016 yang direncanakan akan diadakan kembali dalam waktu dekat, maka kami sangat mengharapkan KKR Natal Bandung dapat diadakan kembali pada Desember 2016, di Gedung Sabuga ITB, Bandung, untuk menunjukkan wajah Kota Bandung yang toleran dan menjunjung tinggi ke-Bhinnekaan di Indonesia, khususnya kepada para jemaat yang sudah sempat hadir pada KKR Natal Bandung 2016, tanggal 6 Desember lalu, namun dihalang-halangi masuk ke dalam daerah Sabuga ITB untuk mengikuti KKR tersebut.
Sesuai dengan pesan Pdt. Stephen Tong pada malam KKR Natal Bandung 2016, tanggal 6 Desember 2016, kami mengundang seluruh umat Kristiani ikut hadir dalam KKR Natal Bandung untuk menunjukkan makna Natal yang sesungguhnya, “Natal bukan Hari Kebencian, Natal adalah Hari Perdamaian.”
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat luas yang telah memberikan dukungan dan simpati, serta bersama di dalam mempertahankan Indonesia yang toleran serta Bhinneka Tunggal Ika. Hidup NKRI! Hidup Pancasila! Hidup Bhinneka Tunggal Ika!.
HARIANWARTANASIONAL
Jual Baju Wanita Dress Blouse Kemeja Jaket Celana Baju Pria Baju Anak Baju Couple Baju Muslim Tas Wanita Sepatu Nike Adidas Dll Harga Murah hubungi SMS/WA/LINE 085721536262 FOLLOW IG @tokotim Bisa kirim ke seluruh Indonesia
0 Komentar