TIGA ANGGOTA ISIS MALANG DITANGKAP DENSUS 88

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)


Abdul Hakim Munabali (44), warga Jalan Ade Irma Suryani IIIA/No. 67, Lingkungan RT-07/RW-11 Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jatim, ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri yang di back-up Satuan Brimob Polda Jatim, Rabu (25/3).

Lelaki yang dikenal sangat tertutup itu ditangkap tanpa perlawanan di depan toko madu di samping SD Al Irsyad Al Islamiyah, Jalan Arif Margono 11, Kelurahan Kasin, sekitar pukul 10.00 WIB tidak jauh rumahnya.

Selang satu jam kemudian petugas yang sama juga menangkap Helmy Alamudi (51), warga Perumahan Tinombala, Jalan Soputan No. 2, lingkungan RT-01/RW-01, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Lelaki yang dikenal sebagai pedagang kopi racik merek Maroko itu ditangkap petugas saat berada di depan Taman Megamendung. Karangbesuki, tidak jauh dari rumahnya.

Upaya Densus tidak berhenti sampai di situ, karena pada hari yang sama sekitar pukul 18.30 WIB menangkap Ahmad Junaedi, warga Jalan Parsehjaya yang dikenal sebagai juragan bakso itu, di Jalan Wortel, Lingkungan RT-04/RW-05 Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Ia ditangkap di depan mulut gang saat naik sepeda motor Yamaha Yupiter. Tanpa ada perlawanan berarti, Ahmad Junaedi kemudian diborgol dan dibawa pergi dengan naik mobil.

Mereka bertiga ini terduga jaringan kaki tangan dari Salim Mubaroq Attamimi, salah seorang tokoh Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai Islamic State Iraq and Syuriah (ISIS) asal Indonesia.

"Salim Mubaroq Attamimi asal Pasuruan itulah yang kemudian diketahui sebagai otak perekrut warga negara Indonesia (WNI) untuk diajak bergabung dengan ISIS," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Charliyan yang dikonfirmasi pertelepon, semalam.

Sementara itu, dari seluruh warga Kota Malang mengetahui bahwa Salim Mubaroq Attamimi adalah lelaki beristri dua asal Pasuruan yang pindah ke Malang dan kemudian memboyong isteri-isteri dan anak-anaknya hijrah bergabung dengan ISIS di Suriah dengan menyebut dirinya sebagai Abu Jandal.

Salim Mubaroq Attamimi disebutkan mantan tetangganya sebagai nekad berangkat bergabung dengan ISIS, karena selain masalah ekonomi juga menilai langkahnya sebagai jihad untuk mendirikan negara Islam dengan sebutan negeri Khilafah.

Salim Mubaroq Attamimi itu pula yang sempat mengancam Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri waktu itu Jenderal Polisi Sutarman dan Banser Nahdlatul Ulama, yang dibuat dengan rekaman video yang diunggah ke You Tube.

"Dia memang hafal dengan pejabat militer dan kepolisian serta Banser NU, karena dia memang kelahiran Pasuruan yang kemudian pindah ke Malang, lalu hijrah ke Suriah," ujar Ali Murtadlo, salah seorang tokoh Banser NU Malang, semalam.

Sosok Tertutup

Tersangka yang diduga anggota jaringan ISIS, Abdul Hakim Munabali (ada yang menyebut Abdul Hakim Munabari), dikenal para tetangganya di Kampung Arab di Kota Malang merupakan sosok yang pendiam dan jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut keterangan Ketua RT-07, Feriyal (67), Abdul Hakim yang sehari-hari bekerja sebagai penjual madu dan kopi rempah ramuan yang diberi merek Maroko itu adalah asli warga Kasin. Namun ia merupakan sosok pendiam dan tertutup.

"Dia tercatat sebagai penduduk warga Jalan Ade Irma Suryani Gang IIIA/67, RT-07/RW-11, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kalau ketemu tetangga tidak pernah menyapa. Orangnya memang pendiam kalau tidak boleh disebut tertutup," ujar Feriyal yang mengaku tidak pernah menyangka kalau Abdul Hakim Munabali merupakan anggota jaringan Islam radikal, ISIS.

Namun wanita berjilbab itu membenarkan, bahwa sekitar enam bulan lalu di rumah AHM sempat diadakan pengajian rutin yang digelar malam hari.

"Lha yang menjadi pertanyaan, kegiatan pengajian itu jamaahnya bukan warga kampung sini, tetapi warga dari luar. Saya sendiri tidak tahu itu pengajian apa, karena dilakukan pada malam hari," ujar tuturnya.

Ia membenarkan, sebagai ketua RT ia dan Ketua RW waktu itu sempat didatangi Polisi dari Polda Jatim, menanyakan keberadaan Abdul Hakim Munabali, tetapi waktu itu jejaknya tidak diketahui.

Di rumahnya yang tidak terlalu besar, Abdul Hakim Munabali saat ini tinggal bersama istrinya Iqlimah Thalib, beserta kedua anaknya, serta dua adik kandungnya yang bernama Bilqis dan Nur Camelia.

Helmy

Proses penangkapan Densus 88 terhadap Helmi Alamudi yang biasa disapa dengan Helmny Arab, di depan Taman Megamendung, Kelurahan Karangbesuki, tidak jauh dari rumahnya, disebutkan Ketua RT-03/RW-01 Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Andreas Andi Pamungkas, tidak begitu mengejutkan.

Sebab, lelaki yang tinggal di rumah mertuanya almarhum Abu Bakar Muhammad komplek Perumahan Tinombala, di Jalan Soputan No.2, Kelurahan Karangbesuki itu bisa disebut sebagai tidak jelas asal-usulnya.

Dalam surat kartu keluarga (SKK)-nya itu ada anaknya Helmy yang justru disebutkan sebagai anaknya almarhum Abu Bakar Muhammad yang baru lahir 2005.

"Di SKK milik dia ada yang janggal dan tidak ada informasi terkait Helmy ini. Tetapi, dari pengakuan dia (Helmy) sendiri, ia sudah lima tahun tinggal di rumah mertuanya bersama istrinya," ujar Andreas sambil menambahkan, bahwa Helmy merupakan menantu dari anak pertama almarhum Abu Bakar Muhammad.

Andreas mengatakan, Abu Bakar Muhammad itu sendiri menurut catatan RT/RW meninggal sekitar 10 tahun lalu sebelum ia tinggal di kompleks perumahan tersebut.

Yang aneh lagi, nama anak dari Helmy yang dituliskan sebagai anak almarhum mertuanya itu sendiri sejak ia tinggal di perumahan itu, tidak pernah ketemu dan tidak pernah diketahuinya.

"Warga di sini juga tidak tahu-menahu, sebab di SKK itu tertera sejumlah jiwa tetapi yang tinggal di rumah itu hanya tiga orang," ujar Andreas.

Diantisipasi

Sementara itu, sedikitnya 1.000 anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama Kabupaten Malang, terus disiagakan untuk mengantisipasi keberadaan kelompok ISIS di Malang.

Hal itu juga sebagai dukungan terhadap Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 51 tahun 2014 tentang Larangan Penyebaran Ideologi ISIS di Jatim.

"Ada 1.000 anggota kami yang tersebar di 33 kecamatan di Kabupaten Malang memantau dan mengawasi kalau-kalau ada ISIS menyusup. Jika ada indikasi muncul gerakan ISIS, segera kami koordinasikan dengan kepolisian," ujar Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang, Husnul H Syadad, Kamis (26/3) tadi pagi.

Husnul menjamin, anggota Banser tidak akan melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok yang diduga terlibat dengan ISIS. Banser dan GP Ansor lebih mengutamakan pendekatan persuasif.

Jika ditemukan jamaah atau kelompok yang mengarah ke ISIS, bakal dilaporkan ke kepolisian karena penanganan lebih lanjut menjadi kewenangan aparat kepolisian.

"Karena itulah, kami tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Banser dan Ansor hanya memantau gerakan aktivitas jamaah di Malang," ujar Husnul.

Terkait adanya kelompok Ansharul Khilafah pimpinan M Romli yang pernah mendeklarasikan diri di sebuah masjid di tengah sawah di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada 20 Juli 2014 silam, Husnul mengakui pihaknya juga turut mengawasi.

"Waktu itu mereka tidak menunjukkan sebagai pendukung ISIS, namun belakangan ketahuan mereka itu bagian dari embrio ISIS di Indonesia," ujarnya.

SP 




Posting Komentar

0 Komentar