Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Dua dari tiga santri Pondok Pesantren Darul At-Taubah, Kota Madiun, Jawa Timur yang tenggelam di Sungai Bengawan Madiun ditemukan tewas, Rabu, 10 Desember 2014. Tubuh Syahrul Arfian, 16 tahun, dan Koko Budi Pradana,15 tahun, yang sama-sama berasal dari Desa Winong, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, dievakuasi pada waktu berbeda.
“Korban pertama (Syahrul) diangkat dari sungai pada pukul 10.00 dan korban kedua (Koko) pada pukul 15.30,” kata Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Madiun Kota, Ajun Komisaris Baru Trisno.
Menurut Baru, tubuh Syahrul yang sudah kaku ditemukan di titik dengan jarak sekitar 25 meter dari lokasi tenggelamnya tiga santri, Selasa siang kemarin. Sedangkan tubuh Koko diketahui mengapung pada jarak sekitar 500 meter dari tempat kejadian perkara yang masuk wilayah Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Manguharjo.
Setelah dievakuasi, tubuh kedua korban dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Kota Madiun untuk diindentifikasi. Mayat dua remaja yang juga tercatat sebagai pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Cokroaminoto, Kota Madiun kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Winong, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
Sementara proses pencarian terhadap satu korban lain, yaitu Saifudin, 18 tahun, warga Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, masih berlangsung hingga Selasa sore. Sekitar 100 anggota tim gabungan dari kepolisian, TNI AD, Taruna Siaga Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Madiun, dan warga menyisir aliran sungai Bengawan Madiun.
Supardi, petugas kamar jenazah RSUD dr Soedono, Kota Madiun menilai derasnya arus di bawah permukaan air mengakibatkan tubuh korban mengalami luka-luka. Dari hasi identifikasi luka-luka itu ditemukan di lengan kanan dan kaki dua santri yang telah dievakuasi. “Lukanya ringan mungkin terkena batu. Tubuhnya juga mulai melembung,” ujar Supardi.
TEMPO
0 Komentar