JEDOTKAN KEPALA KE MOBIL POLISI, TAHANAN NARKOBA TEWAS

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Seorang tahanan kasus narkoba berinisial JF tewas akibat luka di bagian kepala. Dia menjedotkan kepalanya di dalam mobil polisi.

Entah apa yang mendorong JF melakukan perbuatannya yang menyebabkan nyawanya tak terselamatkan, setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat.

Kejadian tersebut berawal ketika petugas Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkap salah satu pelaku kasus narkoba berinisial RR dengan barang bukti 3 kilogram ganja pada Senin (16/12/2013). Dari keterangan RR, barang haram tersebut diperoleh dari JF.

"Setelah dilakukan penyelidikan, JF kemudian diangkap," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (18/12/2013).

Sempat dilakukan penggeledahan di dalam rumah JF, warga Jalan Pancoran Barat, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Dia mengaku mendapatkan barang tersebut dari pemasok di Bogor.

Polisi kemudian mengembangkan kasus dengan meminta JF menunjukkan siapa bandar narkoba jenis ganja yang diberikan kepada RR tersebut. "Namun, saat dibawa, tidak ditemukan bandar yang dimaksud di sana," ujar Rikwanto.

Petugas kemudian membawa JF kembali pulang dari Bogor. Dalam perjalanan, JF sempat bertanya kepada sekitar empat polisi yang berada di dalam mobil Xenia tersebut. JF yang duduk sendiri di bagian belakang mobil menanyakan ke mana dirinya akan dibawa.

Rikwanto mengatakan, anggota menjawab bahwa pelaku akan dibawa kembali ke Mapolres Metro Jakarta Barat. "JF bereaksi dengan mencoba bunuh diri dengan membenturkan kepalanya di belakang mobil. Kemudian anggota berusaha mencegah," ujar Rikwanto.

JF sempat tak sadarkan diri dan pingsan di dalam mobil. Dia mengalami sejumlah luka di bagian kepala akibat tindakannya itu. Petugas membawa pelaku ke RS Petamburan, Jakarta Barat.

"Tanggal 17 Desember, JF tidak tertolong dan meninggal di RS Pelni, Petamburan," ujar Rikwanto.

Berdasarkan keterangan orangtua pelaku bernama Karyati, pelaku pernah mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami gegar otak. Namun, JF sudah sembuh dari hal tersebut.

Kemudian muncul dugaan yang berkembang bahwa terjadi kekerasan oleh anggota polisi yang berada di dalam satu mobil tersebut. Namun, Rikwanto menampik hal tersebut.

"Kenyataannya demikian (coba bunuh diri). Kita belum menuduh siapa-siapa karena proses jelas. Namun, kalau ada kecurigaan ada dugaan penganiayaan kita tunggu otopsi. Tapi ceritanya memang seperti itu," ujarnya.

KOMPAS




Posting Komentar

0 Komentar