ISRAEL DITUDUH BUNUH JENDERAL IRAN

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Seorang jenderal senior berpengaruh Pengawal Revolusi Iran dibunuh, kata pihak Iran, Kamis (14/2/2013). Jenderal bernama Hassan Shateri itu tewas pada Selasa lalu dalam sebuah serangan saat dalam perjalanan dari Damaskus ke Beirut, kata pihak Iran. Negara itu langsung menuduh Israel sebagai dalang serangan tersebut.

Dia tewas "di tangan tentara bayaran dan pendukung rezim Zionis," kata juru bicara Garda Revolusi, Ramezan Sherif.

Jenderal Shateri juga memimpin Komite Iran untuk Rekonstruksi Lebanon, yang dibentuk setelah perang tahun 2006 antara Israel dan milisi Syiah Hizbullah yang didukung Iran.

Keadaan kematiannya dan tujuan kunjungannya ke Suriah masih belum jelas. Harian Lebanon, As-Safir, mengatakan, Jenderal Shateri berada "di Aleppo untuk mempelajari sejumlah proyek dalam merekonstruksi kota itu." Klaim tersebut dibantah dan dinilai sebagai hal "menggelikan" oleh tokoh-tokoh oposisi di kota itu, yang sedang dilanda perang.

Bulan lalu duta besar AS untuk Suriah, Robert Ford, menuduh Iran berperang di sisi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melawan para gerilyawan yang mayoritas Sunni. "Mereka mengirim senjata, mereka mengirim berbagai macam pakar, dan pada kenyataannya kami tahu bahwa mereka mengirim para anggota Garda Revolusi Iran," kata Ford.

Sejumlah jet tempur Israel dilaporkan telah mengebom sebuah pangkalan militer di pinggiran Damaskus, pekan lalu. Para diplomat Barat mengatakan, mereka yakin rezim Suriah mungkin telah memindahkan sejumlah rudal darat ke udara ke Lebanon, ke tangan milisi Hizbullah, yang masih dalam status berperang dengan Israel.

Warga distrik kaum Syiah di Dahiyeh, Beirut, mengungkapkan kemarahan atas kematian Jenderal Shateri, yang mereka sebut telah membangun kembali kehidupan dan lingkungan mereka. "Dia terkenal di sini. Dia melakukan sebuah tugas yang baik di sini. Dia seorang ahli keuangan dengan otak yang baik. Dia membawa perusahaan-perusahaan konstruksi," kata seorang warga.

"Kawasan luas yang dilanda Badai Katrina di Amerika masih hancur. Namun di sini, martir Shateri membangun kembali segala sesuatu hanya dalam waktu dua tahun," kata seorang komandan.

Sumber-sumber di dalam Hizbullah mengatakan, mereka sudah lama tahu bahwa Shateri menjadi target pembunuhan, dan bahwa penahanan telah dilakukan terhadap sejumlah pria yang dicurigai merencanakan serangan itu.

KOMPAS

Posting Komentar

0 Komentar