Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Patti Davis (58), putri mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan ini dikenal sebagai aktris dan penulis, yang mendapat julukan "domba hitam" dalam keluarga besar Reagan.
Dalam keluarga, Patti diketahui memiliki sudut pandang liberal, yang sering berseberangan dengan ayahnya yang memiliki pandangan konservatif.
Selama Ronald Reagan, ayahnya menjadi Presiden AS, media Amerika sering mengutip sudut pandangan berlawanan Patti terhadap kebijakan konservatif ayahnya.
Seperti, Patti mendukung para aktivis pro aborsi, mendukung hak-hak gay, dan menentang senjata nuklir. Juga perlawanan Patti terhadap Reagan, saat pemilihan ayahnya ke Gedung Putih, dia memilih hidup bersama pacarnya, tanpa menikah.
Patti juga pernah menjalin kasih dengan Bernie Leadon dari Eagles di era 70-an. Ia pernah menikahi instruktur yoga, meski kemudian bercerai. Patti kemudian berdamai dengan orangtuanya, setelah penyakit Alzheimer menyerang Ronald Reagan, hingga meninggal dunia.
Dia mendukung ibunya selama prosesi pemakaman ayahnya pada tahun 2004. Dia menulis sebuah buku tentang perjalanan positif keluarganya, yang menggambarkan ayahnya sebagai sangat religius.
Patti sempat kecanduan obat-obatan sejak usia 15 sampai akhir usia dua puluhan. "Saya telah belajar untuk menghargai tubuh saya," katanya kepada media memberi alasan, tentang pose telanjangnya di usia 58 tahun di majalah More.
Di usianya yang ke-58, Patti ingin menunjukan kepada para wanita usia setengah baya, jangan-lah cemas menghadapi penuaan, bekerjalah melawan penuaan.
Bahkan Patti makin termotivasi, saat Instruktur kick boxing yang biasa melatih Patti berkomentar positif. "Tubuhmu terlihat menawan. Pembaca tidak akan menyangka kamu telah melewati usia 50 tahun."
"Aku sedang mempertimbangkan untuk melakukan sesi pemotretan lain," kata Patti bangga.
Hasil foto yang dimuat di majalah More, yang menggambarkan wanita usia setengah baya, namun tubuhnya masih terlihat kencang itu merupakan bukti Patti sangat menghargai dan merawat tubuhnya.
Patti bersikeras tidak pernah disetuh pisau operasi plastik. "Tidak ada sedikit pun goresan pisau operasi, yang mengenai tubuhku dari leher hingga ke bawah," katanya.
Namun, Patti mengaku melakukan sedikit facelift kulit siku, saat memasuki usia 50 tahun. "Saat wanita memasuki usia 50 tahun, pasti terjadi perubahan. Dan perubahan yang paling terlihat hingga saya menginjak usia 58 tahun, adalah pada siku saya," katanya.
"Saya sangat kecewa dengan lipatan kulit siku saya, apalagi jika difoto close-up. Kamu pasti berpikir, wah ini tak bisa disembunyikan," katanya.
Sebenarnya ada prosedur operasi plastik untuk mengencangkan kulit di siku, tapi yang tampaknya terlalu berlebihan untuk saya, belum lagi mahal biayanya.
"Saya hanya berusaha keras melakukan perawatan sejak remaja hingga usia dua puluhan. Saya mempertaruhkan kesehatan dan bahkan hidup saya," katanya.
Menurut Patti, jika ingin memelihara kekencangan kulit agar tetap awet muda, tidak akan bisa diperoleh dalam sekejab, apalagi lewat meja operasi.
"Untuk memperoleh kulit yang muda, harus melalui kerja keras dan tekad. Luangkan waktu untuk merawat dan menghargai tubuh Anda," katanya.
KOMPAS
0 Komentar