Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Sepeninggal suaminya, Lilik Mulyati, warga Temas, Kota Batu, Jawa Timur, tinggal di dekat pembuangan sampah. Sudah 25 tahun janda beranak lima itu diam di sebuah rumah dari setengah tembok dan setengah triplek.
Lilik tentu punya mimpi suatu saat akan mempunyai rumah. Dan ia terharu, nyaris menangis ketika diberitahu pemerintah akan membangun sejuta rumah buat mereka yang miskin. "Keinginan bisa punya rumah, bisa menyenangkan anak," tutur Lilik, Kamis (24/2).
Nasib nyaris sama juga dialami Abdul Rozak. Lelaki ini tinggal di rumah sangat sederhana di pinggir sungai di Bukit Duri, Manggarai, Jakarta Selatan. Sampah juga mengelilingi rumahnya, Dengan istri dan kedua anaknya, rumah ini sudah pasti amat tidak layak dihuni. Abdul tak sanggup membeli rumah karena penghasilannya dari warung hanya cukup untuk makan.
Lalu apakah ia menaruh harapan terhadap janji presiden yang akan menyediakan rumah sangat murah? "Hanya wacana saja," ucap Abdul. "Kalau ada program rumah murah, harganya tidak tinggi dan angsurannya disesuasikan dengan orang seperti saya."
Dalam rapat kerja pemerintah bidang ekonomi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa silam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, rumah sangat sederhana jauh lebih baik dibandingkan di bawah jembatan atau tempat-tempat yang tak sepatutnya. "Rumah murah untuk rakyat berpenghasilan rendah, termasuk petani penggarap, nelayan, dan buruh kelas bawah, harganya bisa Rp 20 juta sampai Rp 25 juta," kata Presiden.
Semoga kali ini tersedia jutaan rumah buat orang miskin sehingga mereka tak harus tinggal di tempat sampah, kolong jembatan, atau bantaran sungai.
LIPUTAN6
0 Komentar