Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Para ahli sudah memperingatkan, bumi Sumatera Barat, rawan diguncang gempa dahsyat dengan kekuatan hingga 8,9 skala Richter -- yang bisa memicu gelombang gergasi, tsunami.
Peringatan itu tidak semestinya diabaikan. Staf Presiden Bidang Bencana, Andi Arief mengatakan, peluang terjadinya gempa besar, khususnya di perairan Siberut, Mentawai kian besar pasca Mentawai diguncang lindu besar pada 25 Oktober 2010.
Soal kapan gempa akan datang, waktu persisnya tak bisa diprediksi. Namun, yang terpenting adalah sejauh mana kesiapan pemerintah mengurangi jumlah korban.
Bagaimana dengan kesiapan Sumbar? "Sumbar telah berada di jalur yang benar untuk melakukan upaya mengurangi risiko bencana," kata Andi Arief di Padang, Rabu 9 Februari 2011.
Namun, dalam waktu dekat pemerintah daerah mesti merealisasikan jalur evakuasi dan konsep bangunan aman gempa. Yang tak kalah penting juga mewujudkan sistem peringatan dini untuk menyampaikan sinyal tanda bahaya.
Pemerintah Pusat, kata Andi Arief, juga akan segera bertindak, mengurangi jatuhnya korban nyawa karena bencana di seluruh Indonesia. "Dalam waktu dekat pemerintah akan menyusun Inpres (instruksi presiden) terkait upaya dini untuk menyelamatkan korban bencana. Sumbar diharapkan memberi masukan penyusunan inpres kebencanaan ini," tambah dia.
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Ade Edward mengakui, apa yang dilakukan Sumbar masih perlu disempurnakan.
Terkait sistem peringatan dini, menurutnya, Sumbar masih perlu membangun jaringan komunikasi murah dan menjangkau pelosok.
Saat ini, Sumbar baru memiliki sistem peringatan dini tsunami yang terpusat di Padang. "Kita perlu membangun sistem peringatan dini yang bersifat lokal untuk melengkapi sistem yang ada," kata Ade.
Meski mega gempa mengancam, kata Ade Edward, tak perlu itu ditakutkan secara berlebihan. Panik dan takut hanya akan melemahkan upaya penyelamatan dini. Justru yang harus dilakukan adalah bagaimana menyiapkan konsep mitigasi yang maksimal.
***
Mengapa Sumbar rawan guncangan gempa? Pakar gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman mengatakan, potensi gempa besar yang belum lepas di segmen Mentawai.
Segmen ini menyimpan potensi gempa dengan energi 30 kali lipat lebih besar dibandingkan gempa di Padang, tahun lalu. Gempa besar di (zona subduksi) Mentawai selalu berulang mengikuti siklus 200 tahunan.
Hasil penelitian menunjukkan, periode gempa-gempa besar di wilayah itu terjadi terakhir pada tahun 1797 dan 1833. Sementara gempa tahun 2007 di wilayah Mentawai hanya melepaskan 1/3 jumlah energi tekanan tektonik yang terakumulasi.
Gempa tersebut diprediksi menyebabkan gelombang tsunami yang menyapu kawasan di Pantai Barat Sumbar radius 5 kilometer (km) dari bibir pantai. Padang merupakan salah satu kota yang terancam terkena dampak tsunami.
VIVANEWS
0 Komentar