5 MASALAH UMUM DIALAMI BAYI BARU LAHIR



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Banyak hal yang bisa dialami bayi baru lahir. Tak mengherankan jika sebagian hal dialami bayi membuat panik orangtua. Masalahnya, mulai dari bayi kuning, bayi menangis terus menerus dan infeksi tali pusat.

Namun sebenarnya, masalah-masalah tersebut wajar dialami bayi baru lahir, dan bisa hilang dengan sendirinya. Agar tidak langsung panik, Anda perlu tahu cara tepat menangani masalah-masalah yang umum terjadi pada bayi baru lahir.

Berikut tipsnya, seperti dikutip dari laman Methodsofhealing.com:

1. Kulit Bayi Kuning

Biasanya, bayi baru lahir menderita penyakit kuning, karena mereka memiliki terlalu banyak bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Masalah ini menyebabkan bayi menguning di bagian mata dan kulit.

Kondisi ini termasuk masalah umum, yang mempengaruhi hampir 80 persen bayi baru lahir, selama minggu pertama hidup mereka. Masalah ini menyebabkan menguning di bagian mata dan kulit. Biasanya hari ketiga atau keempat kuning pada bayi masih tampak jelas terlihat dan reda hari ketujuh atau kesepuluh.

Penyakit ini tidak berbahaya. Untuk menanganinya, bayi hanya perlu dijemur di bawah terik matahari pagi secara rutin. Paparan sinar dan memberikan ASI terus menerus juga menjadi pengobatan sederhana, yang bisa membantu ekskresi bilirubin melalui urin. Namun jika bilirubin tinggi, bayi mungkin perlu pengobatan khusus seperti fototerapi.

2. Infeksi tali pusat

Saat masih di dalam rahim ibu, tali pusat bermanfaat menyediakan makanan bayi dan oksigen selama di dalam rahim. Setelah lahir, bayi tidak tergantung pada tali pusat sebagai penyalur makanannya. Saat lahir, tali ini akan dipotong.

Namun, perawatan tali pusat setelah dipotong harus dilakukan dengan hati-hati, karena area ini harus selalu bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi. Jangan tutupi dengan kain, popok atau bahkan mengaplikasikan bedak untuk mengeringkannya. Potongan tali pusat akan mengerut, kering dan rontok dalam waktu kurang dari sebulan.

3. Bayi menangis terus menerus

Kolik atau bayi menangis selama berjam-jam hal yang wajar bagi bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena bayi menelan udara saat mengambil napas. Udara ini lolos dari perut ke usus menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kondisi ini hanya sementara. Jangan memberikan obat apapun, hingga bayi bersendawa.

Bersendawa akan membawa udara yang tertelan dan memberikan rasa lega pada bayi. Dan jangan panik jika bayi sering bersendawa atau cegukan setelah mengonsumsi ASI. Kondisi ini akan normal setelah bayi berusia tiga bulan.

4. Mata sulit dibuka

Kebanyakan bayi akan sulit membuka mata setelah lahir. Bahkan sering terlihat kotoran kental kekuningan dari mata. Hal ini terutama disebabkan oleh penyumbatan saluran air mata. Membersihkannya dengan hati-hati bisa membantunya membuka mata lebar.

Tapi gunakan kapas steril yang sudah direndam air mendidih dan dihangatkan untuk menghindari infeksi. Perlu diingat, jangan pernah mencampur kapas mata dengan kapas pembersih kotoran bayi.

5. Muntah

Muntah atau gumoh untuk sebutan pada bayi baru lahir lumrah terjadi ketika bayi mengalami kelebihan lendir di perut. Jika si kecil sering mengalami hal ini, cobalah memberinya makan dalam porsi kecil, namun sering, dan membiarkan bayi bersendawa setelah minum ASI. Cara ini bisa membantunya lebih lega.

Jika bayi mengalami demam dan muntah berulang kali, segera membawanya ke dokter. Anda juga harus memperhatikan, jangan sampai bayi mengalami dehidrasi. Berikan asupan cairan yang cukup.

Selain muntah atau gumoh, bayi juga kerap berketombe. Ketombe pada bayi biasa dikenal dengan sebutan 'cap cradle'. Biasanya berupa serpih kekuningan atau putih dan berkerak pada kulit kepala yang sulit untuk dihilangkan. Anda tidak perlu khawatir, karena kondisi ini tidak berbahaya. Jangan membatasi penggunaan minyak dan mencuci rambut bayi. Kondisi 'cradle cap' akan mereda dengan sendirinya seiring pertumbuhan bayi.

VIVANEWS

Posting Komentar

0 Komentar