KENAPA AS AKHIRNYA MEMBUNUH JENDERAL TOP IRAN QASSEM SOLEIMANI?




Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Pembunuhan Komandan Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani merupakan eskalasi dramatis dalam konflik antara Amerika Serikat dan Iran. Pembunuhan yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump konsekuensinya bisa sangat besar. Trump mengatakan AS membunuh komandan militer Iran itu untuk menghentikan perang dan bukan untuk memulai perang. Jenderal Soleimani, sambung dia, dibenci dan ditakuti di negaranya sendiri dan seharusnya sudah dibunuh bertahun-tahun yang lalu.

"Kekuasaan teror Soleimani telah berakhir," ujar Trump setelah serangan pesawat nirawak AS di Nandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1), yang merenggut nyawa komandan Pengawal Revolusi Iran tersebut.

Trump berkilah rezim yang ia pimpin tidak sedang mencari perang atau hendak melakukan perubahan kepemimpinan di Iran. Sebaliknya, Trump mengaku ingin mencegah Jenderal Soleimani yang dia sebut sebagai 'monster sakit' dan 'teroris nomor satu di dunia'. Berbicara pada konferensi pers di resor Mar-a-Lago di Florida, Trump mengatakan tentang serangan tersebut. "Militer Amerika Serikat melakukan serangan presisi tanpa cacat yang menewaskan teroris nomor satu di mana saja di dunia Qassem Soleimani." Dia mengatakan, "Soleimani merencanakan serangan yang segera dan seram terhadap para diplomat Amerika dan personel militer, tetapi kami menangkapnya dalam tindakan itu dan menghentikannya."

Kenapa sekarang? Pembunuhan Soleimani merupakan eskalasi dramatis dalam konflik tingkat rendah antara AS dan Iran dan yang konsekuensinya bisa sangat besar. Soleimani mempelopori operasi Timur Tengah Iran sebagai kepala Pasukan Quds. Iran berjanji akan melakukan balas dendam berat pada mereka yang menyebabkan Soleimani tewas. 

Koresponden pertahanan dan diplomatik BBC, Jonathan Marcus, dalam tulisannya mengatakan pembalasan diprediksi terjadi. Rantai aksi dan pembalasan dapat terjadi membawa kedua negara lebih dekat ke konfrontasi langsung. Masa depan Washington di Irak bisa dipertanyakan. Philip Gordon, yang merupakan koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah dan Teluk Persia dalam pemerintahan Obama, menggambarkan pembunuhan itu sebagai 'deklarasi perang' oleh AS terhadap Iran. 

Pasukan Quds adalah cabang pasukan keamanan Iran yang bertanggung jawab untuk operasi di luar negeri. Selama bertahun-tahun, apakah itu di Libanon, Irak, Suriah atau di tempat lain, Soleimani telah menjadi penghasut serta pembangkit utama dalam memperluas dan memperpanjang pengaruh Iran melalui perencanaan serangan atau memperkuat sekutu lokal Teheran. Bagi Washington, dia adalah seorang pria dengan darah rakyat AS di tangannya. Tapi dia populer di Iran. Dan secara praktis, ia memimpin perlawanan Teheran terhadap kampanye tekanan dan sanksi yang dijatuhkan 'Negeri Paman Sam'. 

Pada 2013, mantan perwira CIA John Maguire mengatakan kepada The New Yorker bahwa Soleimani adalah satu-satunya operasi paling kuat di Timur Tengah.

MEDIAINDONESIA

Posting Komentar

0 Komentar