Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Perang melawan peredaran narkoba di Filipina di bawah komando Presiden Rodrigo Duterte telah mengakibatkan hampir 3.000 orang meninggal dunia. Usai ribuan nyawa berjatuhan, Pemerintah Filipina mengklaim bahwa perang melawan narkoba telah berjalan secara sukses. Klaim kesuksesan tersebut didasarkan pada data yang menunjukkan suplai peredaran narkoba menurun drastis semenjak Duterte menjabat Presiden Filipina pada awal Mei lalu. “Operasi petugas kepolisian sudah berjalan secara sukses,” ujar Sekretaris Petugas Komunikasi Politik , Martin Andanar, sebagaimana dilansir Asian Correspondent, Senin (12/9/2016).
Berdasarkan keterangan dari pihak pemerintah, korban tewas dalam perang melawan narkoba mencapai 2.956 orang. Jumlah ini berdasarkan laporan dari The Philippine Star. Sementara laporan dari Kepolisian Nasional Filipina menyebutkan operasi tersebut telah menewaskan 1.466 gembong narkoba. Sementara korban tewas akibat aksi main hakim sendiri mencapai 1.490 orang.
Selain korban tewas, perang narkoba Duterte juga telah mengakibatkan 16.000 orang tersangka gembong narkoba ditahan. Berdasarkan data tersebut, pemerintah Duterte lalu mengklaim bahwa perang narkoba sukses.
Klaim kesuksesan itu juga disampaikan oleh Kepala Direktur Jenderan PNP Ronald dela Rosa di Kota Zamboanga. Ia mengonfirmasi bahwa suplai obat-obat terlarang telah berkurang hingga 90 persen. “Kami telah memangkas rantai pasokan (narkoba) dengan melakukan operasi (perang melawan narkoba)di Bilibid,” tambah Dela Rosa.
Sejak menjabat sebagai Presiden Filipina, Rodrigo Duterte terus melancarkan serangan untuk menumpas peredaran narkoba di Filipina. Bahkan, Presiden Duterte sempat mengumumkan puluhan nama yang terdiri dari para hakim, pejabat pemerintah, dan jaksa. Kendati demikian, aksi Duterte ini sempat mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk dari PBB.
OKEZONE
0 Komentar