Sedikitnya 48 orang dilaporkan tewas setetah sejumlah pria bersenjata menyerang Mpeketoni, sebuah kota pantai di kawasan Lamu, Kenya, dan membakar tiga hotel serta kantor kepolisian. Kawasan yang menjadi sasaran serangan merupakan jantung idustri pariwisata di negara Afrika Timur itu.
Para penyerang sepertinya sengaja menjadikan sejumlah gedung menjadi sasaran gempuran, termasuk beberapa hotel, bank, dan kantor polisi. Hal tersebut disampaikan Kepala Pasukan Kepolisian Kenya, David Kimaiyo, sebagaimana dikuitp kantor berita AP.
"Saya membenarkan bahwa 14 orang tewas dalam serangan di Mpeketoni, semalam waktu setempat," kata juru bicara kepolisian Kenya, Zipporah Mboroki, kepada kantor berita Reuters melalui telepon.
"Para penyerang membajak sebuah van dari Kota Witu selanjutnya digunakan untuk menyerang. Mereka menyerbu kantor polisi dan melakukan penembakan," ucap kepala kepolisian kota administrasi Mpeketoni, Hamaton Mwaliko.
Dia menambahkan, "Mereka membakar sejumlah hotel di kota tersebut. Kami tidak tahu berapa banyak jumlah korban tewas di sana saat ini. Kami telah mengetahui para penyerang telah kabur namun petugas kami sedang melakukan pengejaran."
Pusat Operasi Bencana Nasional Kenya melalui akun Twitter mengatakan bahwa pelaku serangan diduga berasal dari Somalia, markas gerakan bersenjata al-Shabab, yang sebelumnya melalukan kekerasan di Kenya.
Koresponden Al Jazeera, Rawya Rageh, melaporkan dari Nairobi, Ahad, 15 Juni 2014, serangan tersebut tidak ditujukan terhadap warga asing di Kenya. "Serangan secara berkala yang dilakukan oleh al-Shabab biasanya menyasar warga asing, namun kali ini yang menjadi target serangan adalah warga lokal di kota kecil," katanya.
Kenya mengirimkan pasukan ke Somalia terakhir pada 2011 setelah pejuang al-Shabab melakukan serangkaian serangan di wilayah Kenya. Al-Shabab yang berjuang selama tujuh tahun untuk menegakkan syariah Islam di Somalia mengatakan ingin membalas dendam atas pengerahan pasukan Kenya di Horn.
Akibat berbagai serangan bersenjata yang dilakukan oleh al-Shabab atau simpatisannya, kunjungan wisatawan asing ke Kenya turun drastis dalam beberapa bulan terakhir ini.
Pada Mei 2014, sejumlah ledakan menghantam Nairobi, ibu kota Kenya, serta kota pantai Mombasa. Peristiwa ini membuat Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Australia mengeluarkan travel warning ke Kenya. Akibat pelaranan tersebut, setidaknya 400 turis asing memotong masa liburannya dan meninggalkan sejumlah hotel yang berdiri di sepanjang pantai Lautan India.
Nota peringatan yang dikeluarkan oleh beberapa negara Barat itu oleh Kenya disebut sebagai sebuah sikap tidak bersahabat, seraya dikatakan bahwa hal itu dapat menimbulkan kepanikan.
TEMPO
RAHASIA FACEBOOK, BACA LENGKAPNYA DISINI : http://goo.gl/9TQgcd
0 Komentar