KELOMPOK BERSENJATA KUASAI DUA BANDARA DI KRIMEA

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov menuduh angkatan laut Rusia menduduki Bandara Sevastopol di daerah otonom Krimea. Avakov menyebut kehadiran mereka sebagai suatu invasi bersenjata.

Namun, Armada Laut Hitam Rusia membantah bahwa prajuritnya ikut ambil bagian, seperti dilansir situs bbc.co.uk, Jumat (28/2).

Bandara utama lainnya di Krimea, Simferopol, juga telah diduduki oleh orang-orang bersenjata. Mereka dianggap sebagai milisi pro-Rusia.Parlemen Ukraina telah menyerukan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk membahas krisis di Krimea.

Di saat mata uang Ukraina anjlok, bank sentral di negara itu telah menempatkan jumlah 15.000 hryvnia (Rp 17,4 juta) sebagai batas penarikan tunai harian bank.

Presiden sementara Ukraina Alexander Turchynov telah memecat panglima angkatan bersenjata Yuriy Ilyin.Dia dilaporkan dibawa ke rumah sakit setelah terkena serangan jantung kemarin. Ilyin diangkat pada awal bulan ini oleh Viktor Yanukovych, sebagai salah satu tindakan terakhirnya sebelum digulingkan dari jabatannya sebagai presiden Ukraina.

Hubungan antara Rusia dan Ukraina telah tegang sejak Yanukovych kehilangan kekuasaan. Ketegangan ini terlihat jelas khususnya di Krimea, satu-satunyawilayahdi Ukraina yang sebagian besar penduduknya beretnis Rusia.

Yanukovych sekarang berada di Rusia dan sedang mempersiapkan diri untuk mengadakan jumpa pers pada hari ini di Kota Rostov na Donu, dekat perbatasan dengan Ukraina. Dia muncul di Rusia kemarin, dan menyatakan dia masih presiden Ukraina yang sah.

Avakov mengatakan kelompok bersenjata itu sebagai tentara Rusia. Mereka tiba di bandara militer Sevastopol dekat basis Armada Laut Hitam Rusia pada Jumat pagi waktu setempat.

"Para orang bersenjata ini melakukan patroli di luar bandara, didukung oleh kendaraan lapis baja, tetapi militer Ukraina dan penjaga perbatasan tetap berada di dalam," kata Avakov."Saya menganggap apa yang telah terjadi sebagai invasi bersenjata dan pendudukan yang melanggar semua perjanjiandan norma-normainternasional."

Sekelompok orang bersenjata juga tiba di Bandara Simferopol tadi malam, dan membawa beberapa bendera Rusia.

Seorang pria bernama Vladimir mengatakan kepada Reuters dia adalah seorang sukarelawan membantu kelompok bersenjata itu di sana. Namun dia mengatakan dirinya tidak tahu dari mana mereka berasal.

"Saya bersama Milisi Rakyat Krimea. Kami hanya orang-orang sederhana, sukarelawan," ujar dia. "Kami berada di sini, di bandara untuk menjaga ketertiban. Kita akan melihat pesawat dengan senyuman yang ramah, bandara beroperasi seperti biasa."

Setelah bentrok kekerasan dan penggulingan Yanukovych di Ibu Kota Kiev, fokus krisis Ukraina sekarang telah berpindah ke Krimea, yang secara tradisional bersandar ke Rusia.

Sekelompok orang bersenjata tak dikenal kemarin memasuki gedung parlemen Krimea, dan menempatkan bendera Rusia di atapnya. Parlemen Krimea kemudian mengumumkan akan menyelenggarakan sebuah referendum perluasan wilayah otonomi pada 25 Mei mendatang.

MERDEKA 




 

Posting Komentar

0 Komentar