Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Tentara, polisi dan tenaga sukarela menyisir wilayah Aceh pada Rabu (3/7), menelisik puing-puing rumah dan longsoran tanah untuk mencari korban gempa yang saat ini sudah menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai ratusan lainnya.
Gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter menimpa Aceh pada Selasa siang dengan kedalaman 10 kilometer dan pusat gempa ada terletak di 55 kilometer sebelah barat kota Bireun.
Dua belas orang tewas dan 70 lainnya luka-luka akibat longsoran atau reruntuhan bangunan di kabupaten Bener Meriah, ujar Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia menambahkan bahwa jumlah rumah dan bangunan yang rusak di daerah itu masih dihitung.
Di kabupaten Aceh Tengah, 10 orang tewas, 140 luka-luka dan sekitar 1.500 rumah dan bangunan rusak, ujar Sutopo. Gempa itu juga memicu longsor dan membuat ratusan orang diungsikan ke 10 tempat penampungan sementara.
Korban tewas di Aceh Tengah termasuk sedikitnya enam anak-anak yang tewas saat sedang mengaji di sebuah masjid di desa Blang Mancung yang kemudian runtuh.
Tim penyelamat dan pembantu lainnya telah tiba di Bener Meriah, sementara angkatan udara telah mengirimkan sebuah helikopter dan pesawat CN-235 ke wilayah tersebut, ujar Sutopo.
“Kami sekarang berkonsentrasi mencari orang-orang yang mungkin tertimbun reruntuhan,” ujar Rusli M. Saleh, Wakil Bupati Bener Meriah.
Korban gempa di Aceh menerima perawatan medis di luar puskesmas di kabupaten Bener Meriah (2/7). (AP/Ahmad Ariska) Ia mengatakan sedikitnya 25 orang yang terluka di wilayahnya diopname untuk perawatan intensif.
Di Bener Meriah, sekitar 300 warga menginap di tenda di tanah terbuka, seperti lapangan sekapkbola, karena wilayah itu masih menghadapi gempa susulan.
Banyak di antara warga yang membutuhkan makanan, ujar Fauzi dari BNPB setempat.
"Ada gempa susulan tadi malam dan orang-orang tidak ingin kembali ke rumah, jadi mereka tinggal di tenda semalam. Namun kami tidak memiliki tenda yang cukup,” ujarnya.
“Listrik mati sekarang dan komunikasi tidak dapat diandalkan.”
Warga berlarian ke luar rumah di ibukota Banda Aceh karena gempa, yang terjadi sekitar 320 kilometer, mengguncang rumah-rumah.
Gempa juga terasa di Medan, Sumatra Utara, menyebabkan kekhawatiran di kalangan pejabat yang menghadiri forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pacific (APEC) di kota itu. Mereka dikawal keluar dari ruang pertemuan di lantai dua oleh petugas keamanan.
VOA
0 Komentar