Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Ratusan petugas yang merupakan gabungan aparat kepolisian dan TNI terus menyisir kawasan pegunungan di Dusun Tamanjeka dan Weralulu, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Mereka memblokade beberapa titik akses keluar kawasan.
"Kami tidak menargetkan sampai kapan proses penyisiran," kata Kepala Kepolisian Resor Poso Ajun Komisaris Eko Santoso di Poso kemarin. Langkah itu bertujuan mempersempit ruang gerak pelaku pembunuhan dua polisi, yang diduga masih berada di kawasan itu.
Brigadir Satu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher, terkubur dalam satu lubang, di sebuah tebing di Tamanjeka, Selasa lalu. Sudirman, Kepala Unit Intelijen Polsek Poso Pesisir; dan Andi Sapa, anggota tim buru sergap Polres Poso, dilaporkan hilang sejak 8 Oktober.
Lokasi penemuan mayat berjarak 10 kilometer dari jalan Trans Sulawesi, Desa Lape. Sekitar 7 kilometer di antaranya merupakan jalanan terjal di sisi jurang yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Titik penemuan mayat terletak sekitar 57 meter dari jalan.
Luas kawasan Tamanjeka sekitar 34.339 hektare, sebagian besar berupa hutan lebat. Sebagian difungsikan menjadi lahan kakao oleh penduduk. Kelompok teroris diduga membangun kamp militer di dalam kawasan ini.
Markas Besar Kepolisian RI belum memastikan motif pembunuhan tersebut. "Bisa karena balas dendam, bisa karena perampokan," kata juru bicara Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, di kantornya kemarin.
Adanya kemungkinan motif balas dendam, kata dia, karena pada 7 Oktober Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap terduga teroris bernama Imron di Poso. Imron diduga sebagai pemasok senjata kelompok Santoso, anak buah gembong teroris Noor Din M. Top.
Menurut Boy, pihaknya mendalami keterlibatan beberapa kelompok, termasuk kelompok Santoso maupun Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Di luar itu, ada kemungkinan motif dendam pribadi atau perampokan.
Rencananya, hari ini JAT mendatangi Mabes Polri untuk mengklarifikasi tuduhan terhadap kelompoknya. "Anggota kami hanya rutin mengadakan pengajian, jangan sampai ada tuduhan,” kata juru bicara JAT, Son Hadi, kemarin.
TEMPO
0 Komentar