DPR RESTUI PEMBELIAN TANK LEOPARD JERMAN

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

DPR menilai, pembatalan pembelian 100 unit Main Battle Tank (MBT) bekas Leopard dari Belanda, dan kemudian memutuskan pembelian tank baru Leopard dari Jerman, merupakan langkah yang tepat.

Persetujuan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin di Jakarta, Jumat (24/8). Menurutnya, restu DPR itu diberikan setelah rapat 16 Agustus, Komisi I mendapat penjelasan dari tim kecil yang ditunjuk mempelajari masalah MBT Leopard.

"Dalam rapat itu diinformasikan empat hal, pertama, TNI tidak jadi membeli tank bekas dari Belanda yang harganya 2,5 juta dolar Amerika per unit, tapi akan membeli tank baru dari Jerman, dengan kisaran seharga 700 ribu sampai dengan 1,5 juta dolar Amerika, tergantung sista (sistem persenjataan, Red.) yang dipasangnya," urainya.

Kedua, pembelian murni government to government (G to G) dan tak melibatkan makelar alias rekanan atau pihak ketiga. Ketiga, tonase yang dipilih adalah berbobot 40 ton atau medium tank yang sesuai dengan renstra TNI.

"Keempat, karena langsung dari pabrik, maka melibatkan BUMNIP, seperti PT Pindad dan lain-lain dalam Transfer of Technology (TOT)-nya," ujar dia.

Dituturkan Hasanuddin, sebelumnya, pro-kontra pembelian tank Leopard bekas dari Belanda, karena tank tersebut dianggap syarat permasalahan.

"Seperti kita ketahui, beberapa bulan yang lalu di media massa, rame tentang pro dan kontra seputar MBT Leopard yang akan di beli TNI dari Belanda," ungkapnya.

Menurutnya, ada empat hal yang dikritisi Komisi I terhadap rencana mitra kerjanya itu, yakni: pertama, tonase tank seberat 63 ton, dianggap tidak cocok dengan geografi Indonesia. Kedua, harga tank bekas tersebut relatif sangat mahal, yakni 2,5 juta dolar Amerika per unit.

"Ketiga, tidak ada TOT dengan BUMNIP kita, seperti Pindad, Len dan lain-lain serta keempat, tak sesuai dengan Renstra yang ada," pungkasnya.

Patut diketahui, Jerman merupakan negara produsen dan pemegang lisensi produksi tank Leopard, sedangkan Belanda, hanya merupakan pihak ketiga dan tidak mempunyai lisensi produksi.

DPR sepakat, kontrak jual-beli pengadaan tank tersebut tidak melibatkan pihak ketiga.
Selanjutnya, sebagai produsen, Jerman harus menyiapkan produksi baru dalam paket lengkap dengan variasi bobot 40 sampai dengan 60 ton dengan berbagai spesifikasi dan fungsi. Sebelumnya, MBT Leopard diketahui hanya berbobot berat rata-rata 63 ton saja.

Poin penting lainnya, jual-beli dilaksanakan dengan harga yang jauh lebih murah, yaitu antara 800 ribu-1,5 juta dolar Amerika Serikat per unit. Harga itu turun jauh dibanding rencana pembelian Leopard bekas dari Belanda yang harganya mencapai 2,5 juta dolar Amerika Serikat per unit.


Sedangkan untuk mendukung TOT, Komisi I DPR akan segera mendorong pembahasan RUU Industri Pertahanan yang dijadwalkan selesai pada masa sidang depan.


GATRA

Posting Komentar

0 Komentar