RIBUAN WARGA MENGUNGSI PASCA BENTROK DI MALUKU TENGAH



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita..

Bentrok antara saudara di negeri (desa, red) Pelauw, kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, yang menewaskan 5 warga, puluhan luka meninggalkan luka amat dalam. Sekitar 3000-an orang mengungsi. Warga terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya, untuk menghindari bentrok susulan. Ribuan warga ini mencari perlindungan di desa-desa tetangga.

Senin (13/2/2012) pagi ini, Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal, kepada wartawan di sela-sela kunjungannya di lokasi bentrok, mengatakan pengungsi tercatat hingga kini mencapai 3000-an jiwa. Mereka tersebar di beberapa desa tetangga seperti, Kailolo, Ori, dan Rohomoni, Kabauw.

“Itu data yang ada pada kita. Sementara kita tangani untuk makan dan minumnya,” katanya.

Kemarin, Tuasikal menuju lokasi Bentrok Desa Pelauw. Selain melihat langsung kondisi desa tersebut, Tuasikal juga mendatangi para pengungsi. Pengungsi di Desa Kailolo berjumlah 1.529 orang. Mereka kini di tampung di beberapa rumah penduduk Negeri Kailolo. Di Kailolo, pengungsi berasal dari dua kelompok, baik Muka maupun Belakang. Mereka diminta oleh pemerintah negeri setempat untuk tidak berkonflik.

"Mereka semua setuju untuk tidak berkonflik. Bahkan ada yang menangis,” kata salah seorang pengurus negeri Kailolo.

Kepada wartawan Raja Negeri Kailolo Azhar Ohorella mengatakan, saat ini yang dibutuhkan pengungsi, adalah pakaian.

"Mereka rata-rata mengungsi dengan pakaian di badan. Termasuk juga anak-anak yang harus sekolah. Kita akan bicarakan dengan pihak sekolah disini agar mereka bisa bersekolah," kata Azhar.

Masyarakat Negeri Kailolo juga telah memberikan bantuan seadanya. Kemarin, beras, dan mie instan di sumbangkan oleh masyarakat dari Kailolo. Sementara untuk penanganan pengungsi keseluruhan, Tuasikal akan segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku, maupun Pemerintah Pusat untuk membantu para pengungsi.

"Dana pemerintah kabupaten sangat kecil untuk mengatasi pengungsi yang jumlahnya cukup banyak. Kita berharap pemerintah pusat bisa membantu untuk mengatasi masalah pengungsian,"kata dia.

Tuasikal juga berharap, situasi keamanan di Pelauw secepatnya kondusif, dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.

"Kita berharap konflik bisa diselesaikan. Masyarakat harus bisa menahan diri, dan tidak boleh lagi berkonflik," harap Tuasikal yang juga putra Pelauw ini.

Untuk mengantisipasi bentrok susulan, pihak Polda Maluku, pagi ini juga mengutus dua perwira berpangkat Kombes ke TKP.

"Kekuatan di sana kami lengkapi dengan personil 1 SSK dipimpin masing-masing Kombes," ungkap Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Syarief Gunawan kepada wartawan.

Dua Kombes yang diutus tersebut menjalankan misi mendamaikan masing-masing negeri yang terlibat konflik. Namun demikian, jenderal bintang satu ini meminta Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) tak hanya berdiam diri.

"Kita harapkan pemerintah kabupaten juga turun tangan untuk menyelesaikan. Jangan sampai semua masalah ini dibebankan kepada kita. Tapi semua harus bertanggung jawab. Nah permasalahan ini sebenarnya sudah diselesaikan beberapa bulan yang lalu. Sayangnya itu tidak segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Malteng," sesalnya.

Sebelumnya diberitakan nentrokan antarwarga terjadi di Desa Pelauw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Bentrokan ini mengakibatkan 300 rumah terbakar dan 5 orang tewas.


"Jumat malam terjadi sekitar pukul 10.00 Wita sampai Sabtu pagi. Konflik ini mengakibatkan 5 orang meninggal dan 300 rumah terbakar," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Johanis Huwae.

DETIK

Posting Komentar

0 Komentar