Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Jet pribadi Muammar Qadhafi menjadi rampasan perang terbesar yang didapat pemberontak di Libya. Pesawat pribadi itu telah menjadi simbol kekuasaannya di Libya.
Pesawat itu berada di tangan pemberontak setelah mereka menguasai bandara internasional Tripoli. Kemarin para pemberontak bergantian difoto sedang duduk di kamar tidur penguasa terguling itu atau di sofa berlapis kain di dalam Airbus A340, yang dibeli Qadhafi £ 73 juta (Rp 1 triliun) pada tahun 2003.
Seperti segala yang dimiliki Qadhafi, pesawat itu memamerkan selera yang vulgar, dengan kursi kulit terikat di perak, karpet merah dan abu-abu di lantai dan lampu sorot gaya klub malam di seluruh langit-langitnya.
Pesawat yang sama menjadi terkenal di seluruh dunia pada 2009 ketika Qadhafi mengirimkannya ke Glasgow, bersama putranya Saif al-Islam, untuk membawa pulang pengebom Lockerbie, Abdelbaset Ali Mohmed al Megrahi.
Dioperasikan untuk Qadhafi oleh maskapai Afriqiyah yang berpusat di Tipoli, Airbus itu telah dikandangkan sejak NATO memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya enam bulan lalu. Namun, setidaknya ia selamat dari nasib beberapa pesawat lain, yang telah menjadi abu setelah terkena rudal.
Sementara beberapa kilometer dari situ, di pantai Mediterania, pemberontak lainnya menikmati kesempatan bersantai di teras rumah musim panas Safiah, istri Qadhafi, yang memiliki furniture bergaya Renaisans Prancis.
Vila pantai itu, yang digambari grafiti oleh pemberontak, adalah yang terbaru dari rumah keluarga Qadhafi yang dijarah.
Di antara barang pribadi yang ditemukan adalah sebuah album foto berisi gambar hitam putih dari Qadhafi muda dengan istrinya, yang mengenakan sepatu bot sebetis dan gaun di atas lutut.
Foto memudar lain yang ditemukan di vila itu termasuk foto berwarna mantan pemimpin itu dengan dua anak laki-lakinya ketika mereka masih anak-anak muda.
TEMPO
0 Komentar