GABUNG BARAT, RUSIA TEKAN QADHAFI SEGERA MUNDUR



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Pemimpin Libya Muammar Qadhafi menghadapi gencarnya serangan militer dan tekanan diplomatik seiring gempuran udara NATO menghantam Tripoli untuk malam kelima berturut-turut dan Rusia mulai bergabung dengan kekuatan Barat.

NATO diketahui semalam melakukan serangan udara ke Ibu Kota Libya. Hal itu dilaporkan televisi Pemerintah Libya dan kanal berita Arab, Al Arabiya. Disebutkan bahwa serangan NATO juga menyebabkan "korban jiwa dan kerusakan material" dekat Mizda, selatan Tripoli.


Hampir bersamaan, Rusia bergabung dengan pemimpin Barat mendesak Qadhafi lengser dan menawarkan mediasi soal kepergiannya, sebuah langkah teranyar yang mendorong pihak NATO yang ingin mengakhiri kekuasaan Qadhafi.


Desakan itu adalah perubahan drastis dari Moskow yang sebelumnya mengkritik pedas atas 10 pekan pengeboman ke Libya. NATO masuk Libya di bawah mandat PBB untuk melindungi rakyat sipil dari amuk pasukan Qadhafi, tapi secara efektif bersamaan dengan kubu pemberontak yang mencoba mendongkelnya terjebak dalam perang saudara yang buntu.


NATO menyebutkan tengah menyiapkan pengerahan serangan heli-heli maut di negara Arab Afrika Utara itu untuk pertama kalinya sebagai tambahan tekanan atas pasukan Qadhafi di darat.


"Ada sinyal bahwa momentum memerangi Qadhafi benar-benar terbangun. Maka wajar kami meningkatkan tekanan militer, ekonomi, dan politik," ujar Perdana Menteri David Cameron dalam sebuah KTT G-8 di Prancis, hari ini.


Presiden Rusia Dmitry Medvedev menimpali bahwa Qadhafi tak berhak lagi lebih lama memimpin negerinya.


TEMPO

Posting Komentar

0 Komentar