TNI URUNG SERBU PEROMPAK SOMALIA, KOPASSUS DAN MARINIR DIKIRIM, KAPAL SUDAH BERGESER



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Pemerintah akhirnya membuka informasi terkait upaya membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Menko Polhukam Djoko Suyanto menegaskan, pemerintah telah menyiapkan opsi militer. Bahkan, 401 personil pasukan dari kopasus dan marinir telah dikirimkan untuk misi pembebasan tersebut.

Namun opsi penyerbuan itu urung dilakukan karena kapal Sinar Kudus sudah dibawa merapat ke pantai oleh pembajak. "Opsi militer yang keras pun menjadi opsi dalam rakor (rapat koordinasi). Dari awal opsi itu sudah kita ambil," kata Djoko dalam keterangan di kantornya, kemarin (15/4).


Pernyataan itu menanggapi perkembangan yang menyebutkan pemerintah lamban dan terkesan lemah menyikapi penyanderaan awak kapal yang mengangkut feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk itu. Opsi militer tersebut disiapkan bersamaan dengan opsi negoisasi yang dilakukan melalui pemilik kapal. Menurut Djoko, pemerintah menerima kabar pembajakan kapal yang terjadi pada 16 Maret 2011 itu pada 17 Maret sore. Sejak saat itu, pemerintah sudah menyiapkan langkah penyelamatan. "Direktif Bapak Presiden adalah mengutamakan keselamatan awak kapal," katanya.


Djoko mengungkapkan, pengiriman pasukan khusus dengan kapal dilakukan karena saat itu kapal Sinar Kudus dijadikan kapal induk oleh pembajak untuk membajak kapal lain. "Oleh karena kapal masih di laut lepas, opsi penyerbuan menjadi opsi yang dipilih dan disiapkan benar oleh TNI," katanya.


Dua kapal diberangkatkan pada 23 Maret menuju Kolombo untuk merapat mengisi bahan bakar dan logistik. "Karena harus fresh, pasukan diterbangkan dari Jakarta ke Kolombo," tambah Panglima TNI Agus Suhartono.


Menurut Agus, kapal berisi pasukan kopasus dan marinir itu berangkat dari Kolombo pada 30 Maret menuju daerah operasi. Namun pada 2 April, kapal Sinar Kudus sudah terlanjur dibawa merapat, sementara kapal TNI baru sampai di posisi lego pada 5 April. "Sebenarnya kami berharap ketemu di laut," katanya.


Meski begitu, pasukan khusus yang dikirim terus mencari informasi dengan menerbangkan helikopter. Hasilnya, diperoleh informasi kapal Sinar Kudus berada di antara delapan kapal lain yang juga dibajak di Puntland. "Dengan informasi akan digunakan sebagai mother ship, kita berharap kapal keluar," kata Agus.


Dengan posisi seperti itu, lanjut Djoko Suyanto, opsi melakukan penyerbuan menjadi complicated dan berisiko tinggi. "(Opsi militer) bisa dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan tinggi kalau ada di laut lepas," kata Djoko.


Setelah melapor ke presiden, kata dia, diputuskan operasi tetap berlanjut namun lebih menonjolkan negoisasi dengan pembajak melalui pemilik kapal. Menurut Djoko, komunikasi terus dilakukan. "Hampir tiap hari atau dua hari mereka mengontak pemilik kapal untuk nilai (tebusan) yang pas, mekanismenya bagaimana, siapa contact personnya, cara delivery. Ini yang sedang kita finalisasi," paparnya.


Selain itu, BIN dan Kemenlu juga ikut menggali informasi. Djoko mengatakan, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan satgas internasional yang ada di Teluk Aden. Djoko menolak jika operasi militer yang disiapkan gagal. "Karena belum dilaksanakan. Saya tidak ingin ada kata-kata gagal. Tolong dipahami psikologis anak-anak (pasukan, Red) di lapangan," tegasnya.


Dia juga mengaku telah berkomunikasi dengan keluarga para awak kapal Sinar Kudus. "Justru mereka sangat mengkhawatirkan kalau opsi itu (militer, Red) dikerjakan sekarang karena posisi kapal saat ini," kata Djoko.


Di tempat yang sama, Menlu Marty Natalagawa mengatakan, pihaknya juga akan membicarakan persoalan perompak Somalia itu dengan Menlu Somalia di Abu Dhabi, pekan depan. "Situasi politik dalam negeri di Somalia juga perlu kita pastikan," katanya.


JPNN

Posting Komentar

0 Komentar