DENSUS 88 SITA 22 BENDA MILIK TERORIS CIREBON



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri mengamankan sekitar 22 item saat mengerebek rumah kontrakan yang ditinggali terduga teroris Aris Siswanto (30) di Jalan Syehmagelung RT 02/04 Kelurahan/Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon, Jumat (29/4/2011).

Andri sendiri yang diduga mempunyai kaitan dengan M Syarif, pelaku bom bunuh diri di Masjid Adzikro Mapolresta Cirebon Kota, tersebut hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Pasalnya, dalam penggeledahan yang dilakukan hampir 3,5 jam sejak pukul 15.00 WIB tersebut, petugas hanya mengamankan tiga orang, yakni istri Andri, Ny Heni (27) bersama mertuanya, Ny Sri Hartati (55), serta kakak perempuan Andir yang berlum diketahui identitasnya.

Petugas gabungan dari Densus 88 Mabes Polri, Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Unit TKP Polda Jabar, dan Tim Gegana Polda Jabar juga berhasil mengamankan satu sepeda motor Honda Vario dengan nopol B 6860 PNB, kepingan VCD dan buku-buku tentang jihad.

Ketua RT 02 Sri Rahayu yang menjadi saksi pengerebekan, mengatakan, Andri merupakan penduduk baru di daerahnya. Bahkan sejak tinggal setar empat bulan lalu, hingga saat ini belum menyerahkan KTP asal dan membuat KTP baru.

"Ia baru tinggal sekitar empat bulan lalu, bahkan sampai sekarang dia belum menyerahkan KTP. Setiap ditanyakan ada saja alasannya," ungkap Sri Rahayu kepada INILAH.COM, Jumat (29/4/2011).

Disinggung apa saja yang sempat diamankan, Sri mengaku tidak mengetahui pasti karena langsung dibungkus dengan kantung plastik oleh petugas. Namun bila dihitung-hitung, katanya, ada sekitat 22 item barang yang diamankan.

"Ada 22 barang, paling yang saya tahu cuma sepeda motor, VCD dan buku-buku. Sisanya saya tidak tahu karena langsung dibungkus," ujarnya.

Ketua RW 04 Siti Khodijah pun mengaku idak terlalu mengetahui dari barang-barang yang dibawa tim Densus 88. Disinggung keberadaan Andri, Siti mengaku tidak mengetahui pasti. Namun menurut penuturan Ny Heni, sejak Kamis (28/4/2011) malam, Andri pergi berdagang di daerah Babakan Kabupaten Cirebon.

"Selama ini ia kan berjualan di Pusat Grosir Cirebon (PGC), tapi karena ada kebakaran maka kiosnya belum bisa ditempati. Menurut istrinya, saat ini ia sedang berjualan di Pasar Babakan. Tapi saya tidak tahu juga karena memang keluarga Andri tertutup dan tidak pernah bergaul," ujarnya.

Sosok misterius Andri memang tidak hanya menjadi pertanyaan pengurus RT dan RW setempat saja, para tetangga sekitar juga hingga kini masih belum mengetahui siapa penghuni kontrakan tersebut.

Sementara itu, saat coba dimintai keterangan sesaat sebelum dibawa petugas, Ny Heni enggan mengucapkan sepatah katapun. Begitu keluar dari rumah kontrakannya menuju mobil petugas yang sudah menunggu dari jarak sekitar 100 meter, Heni memilih diam sambil berjalan menuju kendaraan.

Andri yang mempunyai nama lain Bujang alias Uju tersebut diyakni merupakan satu satu anggota kelompok M Syarif. Tim Densus menyasar Andri berdasarkan pengembangan penyelidikan dari penemuan dua ponsel, dua VCD, dompet di aliran Sungai Kali Pilang di Kelurahan Sukapura Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon, Kamis (28/4/2011) siang.

Barang bukti yang diduga dibuang terduga teroris Arif Budiman ditemukan di aliran sungai di sekitar Jalan Pilang, sekitar 1,5 km dari kediamannya di Jalan Suratno 1 No 11, Kelurahan Kebonbaru.

Ponsel merek Nexian dan Nokia 2300 tersebut diduga akan dijadikan pemicu bom yang dititipkan M Syarif sehari sebelum meledakan diri. Ponsel tersebut dititipkan untuk diberikan kepada adiknya, Achmad Basuki (29). Basuki sendiri telah ditangkap Densus 88 di rumah mertuanya, H Maina di RT 13/04 Blok Bangbangan, Desa Trusmi Wetan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Selasa (19/4/2011) lalu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh INILAH.COM, Andri merupakan satu dari lima terduga teroris yang menjadi target penangkapan berdasarkan pengembangan daru penemuan ponsel tersebut. Dua target merupakan warga asal Padang Sumatera Barat seperti halnya Andri yang sama-sama berdagang di PGC, sedangkan dua orang lagi merupakan warga asli Cirebon.

INILAH

Posting Komentar

0 Komentar