PIL OMEGA-3 GAGAL BEKERJA PADA PASIEN ALZHEIMER



Please comment & share this article, thanks!

Pil Omega-3 yang dipromosikan bisa meningkatkan memori, tidak memperlambat penurunan mental dan fisik pada pasien yang lebih tua dengan penyakit Alzheimer, ternyata mendatangkan kekecewaan besar dalam penelitian dengan dana jutaan dolar dari pemerintah.

"Kami memiliki harapan tinggi bahwa kita akan melihat keberhasilan. Namun ternyata tidak," kata Dr Joseph Quinn, seorang penulis dari penelitian berbiaya US$10juta di Oregon Health and Science University.

Hasilnya dengan pil yang mengandung DHA, asam lemak omega-3, ternyata 'frustrasi berlanjut selama intervensi yang kurang efektif' untuk penyakit yang merampok memori, tulis editorial hasil penelitian yang dipublikasi di Journal of American Medical Association, Rabu (3/11).

DHA terjadi secara alami di otak dan ditemukan dalam jumlah yang berkurang pada orang berpenyakit Alzheimer.

Beberapa studi lebih kecil menyarankan bahwa penurunan mental dapat diperlambat atau dicegah dengan makan ikan, sumber makanan utama bagi asam lemak omega-3, atau suplemen seperti pil minyak ikan yang mengandung asam lemak termasuk DHA. Penelitian ini menggunakan kapsul minyak DHA berasal dari ganggang.

Asam lemak Omega-3 dalam ikan atau suplemen telah ditunjukkan untuk membantu melindungi terhadap penyakit jantung dan sedang dipelajari untuk efek yang mungkin terjadi pada berbagai penyakit lainnya, termasuk kanker dan depresi.

Penelitian baru melibatkan hampir 300 pria dan wanita dengan rata-rata usia 76 tahun. Mereka menderita penyakit Alzheimer ringan hingga sedang. Mereka secara acak ditugaskan mengambil pil DHA atau pil dummy setiap hari selama 18 bulan.

Hasil sama pada kedua kelompok, DHA tidak memberikan manfaat dalam memperlambat gejala Alzheimer. Pil juga tidak bekerja bahkan dalam subkelompok peserta dengan gejala-gejala Alzheimer paling ringan.

"Tidak ada dasar untuk merekomendasikan suplementasi DHA untuk pasien dengan penyakit Alzheimer," kata para penulis.

"Mengingat bukti bahwa proses mendasar yang menyebabkan Alzheimer dimulai dalam hitungan tahun, jika tidak dekade, sebelum diagnosis, mulai melakukan pengobatan setelah gejala muncul mungkin terlalu terlambat," kata penulis editorial Dr Kristine Yaffe. Ia juga seorang peneliti demensia di University of California di San Francisco.

National Institute on Aging dibayar untuk sebagian besar penelitian. Sisanya berasal dari Martek Biosciences, pembuat pil DHA yang digunakan dalam penelitian ini. Dua penulis adalah karyawan Martek dan Quinn. Quinn dan dua penulis penelitian lain juga penemu paten penggunakan pil DHA untuk mengobati Alzheimer dengan variasi genetik tertentu.

Laurie Ryan, direktur Program Studi Alzheimer di Institut on Aging, menyebutkan hasil penelitian mengecewakan. Tetapi ia mencatat bahwa lembaga ini menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian perawatan lainnya termasuk perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan biomarker yang dapat mengakibatkan terapi obat lebih bertarget.

William Thies, direktur ilmiah dari Alzheimer's Association, mengatakan hasil penelitian sesuai rekomendasi advokasi baru, yakni mulai pengobatan penyakit secara bertahap sejak awal.

"Tampak jelas bahwa kita harus punya obat yang lebih kuat, atau obat yang harus digunakan sejak awal perjalanan penyakit ini," kata Thies.  


INILAH

Posting Komentar

0 Komentar