HASIL PEMILU PERTENGAHAN AS: AS PUN TAK ANUT ABSOLUTE POWER



Please comment & share this article, thanks!

Pemilu pertengahan (midterm election) telah digelar di AS. Hasilnya menunjukkan, tak ada istilah absolute power di negara adidaya tersebut.

Partai incumbent, Demokrat, kehilangan kekuasaannya di Kongres atau sepadan dengan DPR di Indonesia. Oposisi, Partai Republik, berhasil mendominasi sekaligus menyatakan diri sebagai penguasa DPR dengan menyabet jatah mayoritas dari 435 kursi yang dilempar.

Kami akan mengambil kembali kendali pemerintahan Amerika, ujar Ketua Fraksi Republik di Kongres, John Boehner, yang dengan kemenangan partainya otomatis akan menjabat sebagai Ketua Kongres.

Dengan mengendalikan suara mayoritas di Kongres, Partai Republik akan memperoleh sejumlah hak istimewa. Seperti kekuasaan untuk memutuskan ratifikasi sebuah RUU yang mempengaruhi seluruh negeri. Meski akhirnya, tetap saja RUU itu harus mendapat persetujuan Senat atau setara MPR di Indonesia.

Berdasarkan UU Amerika, lembaga yang bermarkas di Capitol Hill Washington ini Kongres juga bisa menentukan RAPBN, melakukan pemakzulan (impeachment) dan memilih presiden jika terjadi kebuntuan (deadlock) saat pilpres.

Keputusan peresmian sebuah RUU tetaplah di tangan seorang presiden AS, yang juga memiliki hak veto untuk menolaknya. Dalam sistem parlemen AS, setiap negara bagian, dari total 50, memiliki perwakilan di Kongres yang beranggotan 435 orang.

Setiap perwakilan memiliki masa jabatan selama dua tahun dan akan dipilih lagi dalam sebuah pemilu. Batasan masa jabatan seorang anggota Kongres atau yang dalam bahasa AS House of Representatif ini adalah enam tahun. Saat ini, California memegang kursi terbanyak dengan 53 orang.

Sejarah pemilu Amerika mencatat, dalam pemilu midterm biasanya partai incumbent memang kalah. Hal ini disebabkan masyarakat yang mulai jemu dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tak terwujud atau pencapaiannya lambat.

Kali ini, Obama menghadapi hal yang sama. Rakyat AS tampaknya sudah mulai muak dengan kondisi perekonomian yang tak kunjung membaik. "Bukannya memperbaiki kondisi, kebijakan Obama malah memperburuk keadaan," kata Boehner.

Kemenangan Republik berarti Obama memiliki dua pilihan saat akan membuat kebijakan atau meloloskan RUU. Jika kelak Kongres tak setuju, Obama bisa mundur dan menata kembali RUU tersebut hingga disetujui atau menggunakan hak vetonya sebagai kepala pemerintahan.

Sistem pemerintahan AS ini sebenarnya cukup efektif. Rakyat seakan diberi kesempatan setiap dua tahun sekali untuk mengkaji kinerja pemerintah. Meski partai incumbent seringkali kalah, jika bisa segera memperbaiki kinerjanya maka presiden yang periode jabatannya empat tahun, masih bisa terpilih lagi.

Hal tersebut sangat langka di AS. Presiden terlama adalah Franklin D Roosevelt yang meninggal pada masa jabatan keempatnya. Hanya 12 presiden yang menjabat dua periode dan Grover Cleveland yang satu-satunya tidak menjabat dalam dua periode berturut-turut.

Sementara di Indonesia, masa jabatan seorang presiden mencapai lima tahun tanpa memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengkaji kinerjanya. Jika rakyat tak puas, unjuk rasa atau revolusi besar-besaran seperti akhir jaman Orde baru menjadi jalan keluarnya.

INILAH

Posting Komentar

0 Komentar