Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Sumatera Utara melakukan penelitian terhadap makanan yang diduga menjadi penyebab kematian dua siswa Sekolah Dasar di Medan, Senin (8/11). "Kami sudah menurunkan satu tim yang terdiri dari tiga orang guna mengambil sampel makanan kerumah kedua korban tersebut yang berada di Jalan Bangun Sari, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor," kata Kepala Seksi Penyidikan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Sumatera Utara, Ramses Pasaribu, di Medan, Rabu.
Kedua siswa SD yang meninggal tersebut yakni M Siddiq siswa SD Negeri 067774 Medan dan Khairunisa siswa SD Negeri 064032 Medan. Keduanya meninggal diduga akibat mengonsumsi makanan jenis bakso.
Adapun yang diambil sampel untuk diteliti di laboratorium BBPOM Sumut tersebut, lanjut Ramses adalah sisa muntahan dan bakso yang dikonsumsi oleh kedua bocah dari pasangan Subandi dan Eriyani tersebut. "Tadi pagi kita sudah turunkan tim yang berjumlah tiga orang untuk memeriksa jenis kandungan yang terdapat di dalam makanan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan nantinya berupa meneliti mikroba yang terkandung di dalam makanan jenis bakso tersebut yang diperkirakan memakan waktu sekitar satu minggu. "Sebab pemeriksaan itu harus diteliti secara lebih rinci karena ini merupakan pemeriksaan mikroba. Setelah seminggu berlalu, kita pasti temukan ada atau tidaknya kandungan yang berbahaya di dalam makanan itu," katanya.
Pengamat Kesehatan Universitas Sumatera Utara (USU) Destanul Aulia, mengatakan pihaknya menyayangkan kinerja BBPOM Sumut khususnya Dinas Kesehatan Kota Medan yang dinilai lambat melakukan penanganan terhadap kasus tersebut. "Seharusnya petugas Dinkes Medan dan BBPOM Sumut melakukan jemput bola. Harus ada pemeriksaan secara berkala dengan pedagang yang menjual jajanan anak sekolah," katanya.
REPUBLIKA
0 Komentar