Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tidak terjebak dengan fenomena Gayus Tambunan dan aksi pelesirannya. ICW mendesak Kemenkumham juga mengorek fenomena korupsi di lingkungan Lapas.
"Yang harus juga ditelusuri oleh Kemenkumham tidak hanya bicara soal Gayus dan tidak bicara soal jalan-jalannya. Tapi secara garis besar adalah korupsi di lembaga pemasyarakatan," kata Aktivis ICW Emerson Yuntho kepada Metro TV, Selasa (22/9/2015).
Dugaan korupsi di Lapas, lanjut Emerson, bukanlah fenomena baru yang terjadi di Indonesia. Emerson menilai Lapas atau jeruji besi untuk kalangan berduit, sejatinya bukanlah Lapas yang menyeramkan bagi sebagian orang.
"Kita ingat ada kasus Artalyta Suryani dan kasus-kasus lainnya yang notabene disebut-sebut penjara itu kayak kos-kosan. Ada praktek jual-beli, misalnya sel. Penempatan fasilitas khusus. Kasur, handphone, dan TV. Itu sangat mungkin bisa dilakukan narapidana sepanjang dia berani membayar kepada, entah sipir, atau binaan sipir atau kepala penjara," terang dia.
Langkah cepat Menkumham Yasonna Laoly dengan memindahkan Gayus ke Lapas Gunung Sindur, Bogor dianggap tidak efektif. Selama mentalitas aparatur Lapas yang silau dengan godaan uang milik Gayus atau narapidana nekat lainnya.
"Sepanjang mentalnya korup, mau ditempatkan di manapun, itu akan sulit (jera). Sepanjang pengawasannya juga lemah, sanksinya lembek, enggak akan ada artinya. Pengawasan seketat apapun, pasti akan bobol," ujar dia.
Emerson juga menyayangkan, jika ada kasus ini, yang menjadi bulan-bulanan hanyalah Gayus atau napi sejenis Gayus. Sementara oknum aparat yang berperan atas terciptanya pelesiran napi, seolah tidak tersentuh.
"Enggak pernah terlihat, ada kasus di mana sipir, kepala penjara atau kalapas terima suap diproses dalam konteks hukum. Hanya sanksi dan mutasi saja. Sepanjang hukumannya selalu begitu-begitu saja, enggak akan selesai ini," ujar dia.
"Saya sendiri masih mencurigai atau berburuk sangka dalam kasus Gayus ini, besar kemungkinan ada indikasi praktek suap-menyuap. Kenapa kita bisa bilang begitu? Gayus itu raja suap. Jadi hakim, jaksa dan polisi, penjaga di Mako Brimob berhasil disuap oleh Gayus," imbuh dia.
Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengaku isu suap di kalangan penegak hukum tersebut tidak asing di telinganya. Masinton ingin pembenahan sistem dan pengawasan Lapas dilakukan.
"Sekarang itu peralatan di Lapas sebenarnya sudah canggih-canggih juga. Tapi tetap saja kebobolan," tukas dia.
METROTV
Jual Sepatu Docmart Wanita. Cara beli mudah hub SMS: 085721536262 - Twitter: @timsolshop -Facebook: Tim's Ol Shop
0 Komentar